Image by DJI-Agras from Pixabay
Purbalingga, Jawa Tengah - Dinas Pertanian (Dinpertan) Kabupaten Purbalingga menjalin kolaborasi inovatif dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto untuk menghadirkan solusi modern dalam menghadapi serangan organisme pengganggu tanaman (OPT). Dengan memanfaatkan teknologi drone atau pesawat tanpa awak, Dinpertan dan Bank Indonesia Purwokerto berharap dapat memperkenalkan penggunaan pestisida hayati secara efektif.
Aksi nyata terlihat saat Gerakan Pencegahan Serangan OPT di Desa Karangsari, Kecamatan Kalimanah, Purbalingga, menjadi panggung percontohan bagi penggunaan drone pertanian. Edy Setyanta, Kepala Bidang Perlindungan Pertanian Dinpertan Kabupaten Purbalingga, menjelaskan bahwa inisiatif ini bukan hanya sekadar eksperimen teknologi, tetapi suatu langkah konkrit untuk memberikan alternatif modern kepada para petani.
Baca Juga : Mengenal Pisang Kepok Tanjung, Kultivar Tahan Layu Bakteri
Dalam wawancaranya, Edy Setyanta menekankan bahwa pilihan Desa Karangsari sebagai lokasi percontohan tidaklah kebetulan. Desa ini menjadi saksi bisu serangan hama wereng batang cokelat yang merugikan para petani padi setempat. Serangan hama tersebut tidak terbatas hanya pada Kecamatan Kalimanah, tetapi juga meluas hingga ke Padamara. "Hari ini kita memberikan percontohan pencegahan hama tanaman menggunakan asap cair yang merupakan pestisida hayati yang sangat aman bagi kesehatan kita semua. Pestisida hayati ini diaplikasikan menggunakan drone pertanian," jelas Edy.
Pemanfaatan drone pertanian bukan hanya tentang efektivitas dalam menanggulangi serangan OPT, tetapi juga terkait dengan efisiensi waktu dan tenaga. Edy Setyanta optimistis bahwa penggunaan drone dapat menjadi budaya modern bagi petani di Purbalingga. "Mudah-mudahan ke depan menjadi budaya modern bagi petani kita, karena kinerja dari drone ini lebih menghemat waktu, bisa menghemat tenaga, sehingga harapan kita pencegahan, penanggulangan, dan pemupukan tanaman padi serta yang lain itu bisa lebih efektif," ungkapnya.
Baca Juga : 5 Manfaat Bawang Merah untuk Kesehatan Tubuh
Pentingnya inovasi ini juga disoroti oleh Rony Hartawan, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Purwokerto. Dalam pandangannya, teknologi drone pertanian bukan hanya sebuah langkah ke depan dalam menjawab serangan OPT, tetapi juga sebagai solusi bagi beberapa permasalahan krusial dalam dunia pertanian. "Jadi fokusnya lebih kepada meningkatkan produksi karena dengan adanya ketersediaan produksi akan menjaga kestabilan harga. Dari situlah kenapa BI turun untuk menjaga inflasi dari sisi suplai produksi dari barang-barang pertanian," terang Rony Hartawan.
Drone pertanian yang berkapasitas angkut 20 liter menjadi bintang dalam pertanian modern Purbalingga. Dengan kemampuannya menyemprotkan pestisida hayati pada lahan seluas 18 hektare selama 1 jam pengoperasian, drone ini menjadi solusi efisien yang dapat dilakukan secara serempak dan merata dalam satu area di waktu yang bersamaan.
Keunggulan tersebut menjadi kunci dalam menarik minat generasi muda untuk terlibat dalam dunia pertanian. Rony Hartawan berharap, "Pemanfaatan drone pertanian dapat menarik minat generasi muda untuk menekuni usaha pertanian. Saat sekarang, jumlah petani muda relatif masih sedikit karena usaha pertanian dinilai kurang bergengsi dibandingkan dengan usaha lain."
Menanggapi harapan tersebut, Mukodam, Pelaksana Tugas Asisten Ekonomi Pembangunan Sekretaris Daerah Purbalingga, menyoroti bahwa pengaplikasian drone pertanian bukan hanya sebatas penanggulangan hama. Drone ini akan dikelola oleh Dinpertan Kabupaten Purbalingga dan dapat dimanfaatkan oleh petani yang membutuhkan. "Ini fungsinya sangat banyak, untuk pengendalian hama, untuk pemupukan, untuk pemetaan. Jadi sekarang basis datanya adalah basis peta digital atau poligon," jelas Mukodam yang juga Kepala Dinpertan Kabupaten Purbalingga.
Pemanfaatan drone pertanian juga dapat membuka pintu untuk pengembangan lebih lanjut, seperti pemetaan lahan dan jaringan irigasi di Purbalingga. Dengan teknologi ini, Pemerintah Kabupaten Purbalingga dapat mengumpulkan data yang akurat dan riil di lapangan. Mukodam menegaskan, "Teknologi akan terus berkembang sesuai kebutuhan, tinggal bagaimana kita bisa mengikuti dengan arif dan bijaksana." Dengan kata lain, Purbalingga tidak hanya memperkenalkan inovasi, tetapi juga menunjukkan kesiapan untuk terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi.
Baca Juga : Kandungan Gizi Bawang Merah dalam Sejumput Umbi
Keberhasilan pemanfaatan drone pertanian dalam Gerakan Pencegahan Serangan OPT di Desa Karangsari merupakan tonggak sejarah bagi pertanian modern di Purbalingga. Ini juga membuktikan bahwa upaya kolaboratif antara sektor pertanian dan perbankan dapat menciptakan solusi cerdas yang tidak hanya membantu petani tetapi juga meningkatkan daya saing sektor pertanian di tingkat lokal maupun nasional.
Dengan semakin meluasnya penggunaan teknologi ini, diharapkan pertanian bukan lagi menjadi pilihan yang kurang menarik bagi generasi muda, melainkan menjadi sektor yang membanggakan dengan kontribusi signifikan terhadap ketahanan pangan dan perekonomian. Purbalingga membuktikan bahwa dengan terus berinovasi, pertanian dapat tetap menjadi tulang punggung kehidupan masyarakat dan mengukuhkan dirinya sebagai sektor yang relevan di era teknologi modern.