Pupuk - Pupuk Kaltim telah menjadi salah satu penyedia pupuk utama di wilayah Sulawesi, yang terus berupaya mendorong petani untuk mandiri melalui program-program inovatif. Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah melalui program asuransi pertanian. Direktur Keuangan dan Umum Pupuk Kaltim, Qomaruzzama, mengungkapkan bahwa program ini bertujuan untuk mempertemukan petani dengan mitra strategis dalam meningkatkan perekonomian sektor pertanian di wilayah tersebut.
Menurut Qomaruzzama, program asuransi pertanian ini akan memungkinkan petani untuk membuat komitmen dengan pihak perbankan dalam menentukan harga hasil pertanian untuk satu musim. Hal ini diharapkan dapat menjaga keuntungan petani sehingga mereka tidak mengalami kerugian dalam usaha pertanian mereka. "Kita bisa membuat komitmen antara petani dan perbankan misalnya, dalam menentukan harga dari hasil pertanian untuk satu musim sehingga petani tidak rugi," ujar Qomaruzzama saat acara Gebyar Diskon Pupuk di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Kamis lalu.
Baca Juga : Mitos Larangan Menanam Ketan Hitam, Cabai Rawit, dan Labu Putih di Desa Slangit, Kabupaten Cirebon
Selain itu, Qomaruzzama juga menekankan pentingnya program MAKMUR (Mari Kita Majukan Usaha Rakyat) yang merupakan salah satu program dari Pupuk Indonesia. Program ini difokuskan pada upaya pendampingan dan pemberdayaan petani untuk membantu mereka dalam membangun kemandirian di sektor pertanian. Dengan demikian, petani dapat lebih mandiri dalam mengelola usaha pertanian mereka.
Program MAKMUR ini memiliki beberapa tujuan yang sangat diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian serta kesejahteraan petani. Salah satunya adalah menciptakan ekosistem pertanian mandiri dengan memanfaatkan pupuk non-subsidi. Melalui program ini, petani juga akan mendapatkan dukungan berupa pendampingan intensif, fasilitas akses permodalan, perlindungan risiko, dan jaminan pasar.
Baca Juga : Pemerintah Dorong Kemudahan Penebusan Pupuk Bersubsidi melalui Aplikasi i-Pubers
Qomaruzzama berharap agar petani yang terdaftar dalam e-RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok) tani dapat beralih menggunakan pupuk non-subsidi secara paten. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kemandirian petani dalam menjalankan aktivitas pertanian mereka. "Kami menyadari peran krusial pupuk dalam kesuksesan pertanian, terutama dalam mencapai pertanian yang berkelanjutan dan menjaga ketahanan pangan nasional," ungkap Qomaruzzama.
Dalam rangka mendukung program-program tersebut, Pupuk Kaltim turut menggelar Gebyar Diskon Pupuk di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Pada acara tersebut, Pupuk Kaltim menyediakan 5.000 kupon diskon bagi petani yang telah mendapatkan rekomendasi dari penyuluh pertanian Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura, dan Perkebunan Kabupaten Bone.
Baca Juga : Teknologi VHT Membantu Ekspor Hortikultura Indonesia Melawan Hama Lalat Buah
Setiap petani yang mendapatkan kupon diskon tersebut berhak untuk membeli pupuk jenis urea seberat 50 kg dan jenis phonska seberat 25 kg dengan harga khusus, yakni hanya Rp400 ribu. Angka ini jauh lebih rendah dari harga normalnya yang mencapai Rp665 ribu. Dengan demikian, diharapkan petani dapat menghemat pengeluaran mereka dalam membeli pupuk, sehingga dapat meningkatkan efisiensi usaha pertanian mereka.
Tidak hanya itu, Pupuk Kaltim juga menyediakan pupuk non-subsidi dengan harga spesial bagi petani di Kabupaten Bone. Totalnya, sebanyak 375 ton pupuk disediakan untuk memenuhi kebutuhan petani di wilayah tersebut. Dari jumlah tersebut, 150 ton merupakan pupuk non-subsidi yang terdiri dari 100 ton urea non-subsidi dan 50 ton NPK phonska plus.
Baca Juga : Generasi Muda Indonesia Dimotivasi Menjadi Duta Pertanian Muda 2024
Kegiatan Gebyar Diskon Pupuk ini tidak hanya dilakukan sekali saja. Pada tanggal 10 Februari mendatang, Pupuk Kaltim akan menyasar lima titik lainnya di Kabupaten Bone dengan menyediakan tambahan pupuk non-subsidi sebanyak 225 ton. Jumlah ini terdiri dari 150 ton urea non-subsidi dan 75 ton NPK phonska plus.
Dengan adanya program-program ini, diharapkan petani di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan dapat merasakan manfaatnya secara langsung. Mereka tidak hanya mendapatkan akses terhadap pupuk dengan harga terjangkau, tetapi juga mendapatkan dukungan dan perlindungan dalam menjalankan usaha pertanian mereka. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani serta meningkatkan produktivitas pertanian di wilayah tersebut.
Baca Juga : Serbuan Triliunan Tonggeret, Kejadian Langka Setiap 200 Tahunan yang Mengguncang Amerika
Selain itu, langkah Pupuk Kaltim dalam mendorong petani untuk mandiri juga sejalan dengan upaya pemerintah dalam mencapai ketahanan pangan nasional. Dengan adanya petani yang mandiri dan produktif, diharapkan Indonesia dapat menjadi lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan bagi penduduknya sendiri.
Komitmen Pupuk Kaltim dalam mendukung sektor pertanian di Sulawesi Selatan patut diapresiasi. Langkah-langkah yang mereka lakukan tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi petani, tetapi juga berdampak positif pada perekonomian lokal dan ketahanan pangan nasional secara keseluruhan. Diharapkan, program-program ini dapat terus berlanjut dan diperluas ke wilayah-wilayah lain di Indonesia, sehingga lebih banyak petani yang dapat merasakan manfaatnya dan Indonesia dapat mencapai kemandirian pangan yang diinginkan.