Mengenal Pengertian, Jenis dan Syarat Pola Tanam Tumpangsari

Mengenal Pengertian, Jenis dan Syarat Pola Tanam Tumpangsari
Pola Tanam Tumpangsari, Image by freepik

Rumah Tani - Pola tanam tumpangsari atau intercropping adalah salah satu metode pertanian yang telah digunakan selama berabad-abad, terutama di daerah-daerah dengan lahan terbatas dan kondisi iklim yang kering atau bergantung pada hujan. 

Metode ini melibatkan penanaman beberapa jenis tanaman pada lahan dan waktu yang sama, dengan pengaturan yang tepat dalam barisan-barisan tanaman. Artikel ini akan mengeksplorasi keunggulan, jenis-jenis, serta syarat-syarat tanaman tumpangsari dengan rinci, untuk memberikan pemahaman yang lengkap tentang betapa pentingnya pola tanam ini dalam praktik pertanian modern.

Keunggulan Pola Tanam Tumpangsari

Pola tanam tumpangsari menawarkan berbagai keuntungan yang signifikan dibandingkan dengan metode monokultur. Salah satu keunggulan utamanya adalah efisiensi penggunaan sumber daya lingkungan seperti cahaya, air, dan unsur hara. 

Dengan menanam beberapa jenis tanaman secara bersamaan, cahaya matahari dapat dimanfaatkan secara optimal oleh setiap tanaman, air di dalam tanah diserap dengan lebih efisien, dan unsur hara diambil secara maksimal.

Baca Juga : Memahami Pengertian Tanam dan Pola Tanam

Selain itu, tumpangsari juga mampu meningkatkan efisiensi tenaga kerja. Dalam sistem monokultur, petani harus mengalokasikan waktu dan tenaga untuk merawat satu jenis tanaman, sementara dalam tumpangsari, mereka dapat merawat beberapa jenis tanaman sekaligus. Hal ini tidak hanya menghemat waktu tetapi juga biaya operasional.

Salah satu aspek yang sangat menarik dari tumpangsari adalah kemampuannya untuk menekan serangan hama, penyakit, dan gulma. Dalam sistem monokultur, jika satu jenis tanaman terserang hama atau penyakit, maka seluruh lahan bisa terancam.

Namun, dengan tumpangsari, keragaman jenis tanaman membuat penyebaran hama dan penyakit menjadi lebih sulit, sehingga mengurangi risiko kerugian besar. Selain itu, pertumbuhan gulma juga dapat ditekan karena ruang antar tanaman diisi oleh jenis tanaman lain.

Keuntungan lain dari tumpangsari adalah kemampuannya untuk mengurangi risiko kegagalan panen. Jika salah satu jenis tanaman mengalami kegagalan panen karena kondisi cuaca atau serangan hama, petani masih memiliki peluang untuk mendapatkan hasil dari tanaman lainnya. Hal ini memberikan jaminan keamanan pangan yang lebih baik bagi petani.

Jenis-Jenis Pola Tanam Tumpangsari

Ada beberapa jenis pola tanam tumpangsari yang dapat diterapkan oleh petani, tergantung pada kondisi lahan dan jenis tanaman yang akan ditanam. Berikut adalah beberapa jenis pola tanam tumpangsari yang umum digunakan:

1. Tumpang Gilir (Multiple Cropping)

Tumpang gilir adalah sistem bercocok tanam pada sebidang tanah dengan cara satu atau beberapa kali bertanam dengan menggunakan satu atau lebih jenis tanaman dalam jangka waktu tertentu. 

Tumpang gilir dilakukan dengan beberapa tanaman tertentu secara bersama-sama atau bergiliran dalam suatu kondisi yang optimal. Sistem ini dilakukan secara beruntun sepanjang tahun dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk mendapatkan keuntungan maksimum.

Baca Juga : Tanam dan Pola Tanam

Misalnya, petani dapat menanam padi selama musim hujan dan kemudian menanam kacang hijau atau jagung selama musim kemarau. Dengan demikian, lahan tidak pernah dibiarkan kosong dan selalu dimanfaatkan untuk produksi tanaman yang berbeda.

2. Tanam Bersisipan (Relay Cropping)

Tanam bersisipan adalah pola tanam dengan menyisipkan satu atau beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok dalam waktu tanam yang bersamaan atau waktu yang berbeda. Sistem ini sangat berguna terutama pada lahan yang rentan terhadap erosi. Tanaman kedua dapat melindungi lahan dari erosi sampai tanaman pokok selesai dipanen.

Sebagai contoh, petani dapat menanam jagung sebagai tanaman pokok dan menyisipkan tanaman kacang-kacangan di antara barisan jagung. Ketika jagung mulai tumbuh besar dan memerlukan lebih banyak ruang, tanaman kacang-kacangan sudah hampir siap dipanen, sehingga tidak terjadi kompetisi ruang yang signifikan.

3. Tanam Bercampuran (Mixed Cropping)

Tanam bercampuran adalah penanaman jenis tanaman campuran pada lahan dan waktu yang sama atau jarak waktu tanam yang singkat, tanpa pengaturan jarak tanam dan penentuan jumlah populasi. Sistem ini dapat melawan atau menekan kegagalan panen total karena keberagaman jenis tanaman yang ditanam.

Misalnya, petani dapat menanam cabai, tomat, dan bawang merah secara bersamaan pada satu lahan. Setiap tanaman memiliki kebutuhan yang berbeda, sehingga mereka dapat tumbuh bersama tanpa saling mengganggu. Jika salah satu tanaman mengalami masalah, tanaman lain masih bisa menghasilkan panen yang baik.

4. Tanam Lorong (Alley Cropping)

Tanam lorong adalah salah satu sistem agroforestri yang menanam tanaman semusim atau tanaman pangan di antara lorong-lorong yang dibentuk oleh pagar tanaman pohonan atau semak. Tanaman pagar dipangkas secara periodik selama pertanaman untuk menghindari naungan dan mengurangi kompetisi hara dengan tanaman pangan atau semusim.

Baca Juga : Kelebihan dan Kekurangan Pola Tanam Monokultur

Misalnya, petani dapat menanam jagung di antara lorong-lorong pohon jati. Pohon jati dipangkas secara berkala untuk memastikan jagung mendapatkan cahaya matahari yang cukup. Selain itu, daun-daun yang dipangkas dapat digunakan sebagai mulsa untuk menjaga kelembaban tanah dan menambah bahan organik.

Syarat-Syarat Tanaman Tumpangsari

Untuk mencapai keberhasilan dalam pola tanam tumpangsari, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh tanaman yang akan ditanam. Berikut adalah beberapa syarat penting yang harus diperhatikan:

1. Sistem Perakaran yang Berbeda

Sistem perakaran tanaman yang berbeda sangat penting untuk menghindari kompetisi dalam memperebutkan unsur hara di dalam tanah. Jika sistem perakaran sama, tanaman akan saling bersaing dan pertumbuhan masing-masing tanaman tidak akan optimal. Oleh karena itu, pemilihan tanaman dengan sistem perakaran yang berbeda sangat krusial dalam tumpangsari.

2. Tanaman Berasal dari Famili yang Berbeda

Tanaman yang berasal dari famili yang berbeda biasanya memiliki hama dan penyakit yang berbeda pula. Dengan menanam tanaman dari famili yang berbeda, risiko serangan hama dan penyakit dapat diminimalisir. Hal ini karena hama dan penyakit cenderung menyerang tanaman yang memiliki kesamaan genetik.

3. Syarat Tumbuh yang Sesuai

Syarat tumbuh tanaman harus diperhatikan dengan cermat agar tidak terjadi kompetisi dalam memenuhi kebutuhan unsur hara. Setiap tanaman memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, seperti kebutuhan cahaya, air, dan nutrisi. Oleh karena itu, pemilihan tanaman yang sesuai dengan kondisi lingkungan sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal.

Penerapan Pola Tanam Tumpangsari di Berbagai Daerah

Pola tanam tumpangsari telah diterapkan di berbagai daerah dengan kondisi lahan dan iklim yang berbeda. Di Indonesia, metode ini sangat populer di kalangan petani kecil yang memiliki lahan terbatas. Mereka mengandalkan tumpangsari untuk meningkatkan produksi pangan dan pendapatan keluarga.

Baca Juga : Optimasi Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Cabai melalui Prunning

Di daerah-daerah dengan curah hujan rendah, seperti di Nusa Tenggara Timur, tumpangsari sering diterapkan untuk memaksimalkan penggunaan air. Petani menanam jagung dan kacang-kacangan secara bersamaan untuk memanfaatkan air hujan yang terbatas. Kacang-kacangan juga membantu memperbaiki kesuburan tanah dengan mengikat nitrogen dari udara.

Sementara itu, di daerah-daerah dengan curah hujan tinggi, seperti di Sumatera, tumpangsari digunakan untuk mengurangi risiko erosi tanah. Petani menanam padi gogo dan sayuran secara bersamaan untuk menjaga kestabilan tanah dan meningkatkan produksi pangan.

Pola tanam tumpangsari adalah metode pertanian yang sangat efisien dan berkelanjutan. Dengan memanfaatkan sumber daya lingkungan secara optimal, mengurangi risiko serangan hama dan penyakit, serta meningkatkan efisiensi tenaga kerja, tumpangsari mampu memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan monokultur. 

Jenis-jenis pola tanam tumpangsari, seperti tumpang gilir, tanam bersisipan, tanam bercampuran, dan tanam lorong, menawarkan berbagai keuntungan yang dapat disesuaikan dengan kondisi lahan dan kebutuhan petani. 

Namun, keberhasilan tumpangsari sangat tergantung pada pemilihan tanaman yang tepat sesuai dengan syarat-syarat yang telah disebutkan. Dengan demikian, pola tanam tumpangsari bukan hanya solusi untuk lahan terbatas, tetapi juga strategi pertanian yang menjanjikan untuk masa depan yang berkelanjutan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Komunitas Rumah Tani
Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال