Rumah Tani, Oksigen Terlarut – Air bukan sekadar cairan yang mengalir di sungai, danau, atau kolam—di dalamnya ada kehidupan yang sangat bergantung pada sesuatu yang tak terlihat oleh mata: oksigen terlarut. Banyak orang mungkin belum menyadari bahwa oksigen tidak hanya penting di udara yang kita hirup, tetapi juga sangat krusial dalam air agar makhluk hidup seperti ikan, udang, dan berbagai mikroorganisme bisa bernapas.
Oksigen terlarut menjadi salah satu elemen utama yang menentukan sehat atau tidaknya ekosistem perairan. Artikel ini akan mengajak kamu mengenal lebih dalam tentang oksigen terlarut, mulai dari asal-usulnya, peran vitalnya bagi kehidupan di air, hingga bagaimana cara menjaga agar kadarnya tetap seimbang demi keberlangsungan lingkungan yang lestari.
Apa Itu Oksigen Terlarut dan Mengapa Penting?
Oksigen terlarut adalah oksigen bebas yang tercampur dalam air dan tersedia bagi makhluk hidup akuatik untuk bernapas. Walaupun kita tidak bisa melihatnya secara langsung, oksigen terlarut memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kelangsungan hidup berbagai organisme air seperti ikan, udang, plankton, hingga mikroorganisme. Tanpa oksigen terlarut yang memadai, ekosistem perairan bisa mengalami kerusakan serius karena makhluk hidup di dalamnya tidak dapat bertahan hidup.
Kadar oksigen terlarut dalam air dapat menjadi indikator penting dalam menilai kualitas air di sungai, danau, kolam, bahkan akuarium sekalipun. Air yang memiliki kadar oksigen terlarut tinggi cenderung lebih jernih, bersih, dan sehat bagi ekosistem. Sebaliknya, kadar oksigen terlarut yang rendah bisa menyebabkan kematian massal ikan, pertumbuhan alga berlebihan, dan munculnya bau tidak sedap akibat pembusukan zat organik.
Selain sebagai indikator kualitas air, oksigen terlarut juga berperan besar dalam proses alami pemurnian air. Ketika air memiliki cukup oksigen, mikroorganisme bisa bekerja lebih efektif dalam menguraikan limbah organik yang masuk ke perairan. Ini berarti, oksigen terlarut bukan hanya penting untuk makhluk hidup air, tetapi juga membantu menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan air secara menyeluruh.
Dari Mana Oksigen Terlarut Berasal?
Sumber oksigen terlarut dalam air sebenarnya cukup beragam. Salah satu sumber utamanya adalah proses difusi, yakni pertukaran udara antara atmosfer dan permukaan air. Ketika angin berhembus di permukaan air atau terjadi riak ombak, maka oksigen dari udara bisa larut ke dalam air. Proses ini menjadi sangat penting terutama di perairan yang terbuka atau sungai yang mengalir deras karena membantu meningkatkan kadar oksigen terlarut secara alami.
Selain dari udara, oksigen terlarut juga bisa berasal dari aktivitas fotosintesis oleh tumbuhan air dan fitoplankton. Saat matahari bersinar, tumbuhan air menyerap karbon dioksida dan melepaskan oksigen ke dalam air sebagai hasil dari proses fotosintesis. Oleh karena itu, keberadaan tumbuhan air seperti ganggang atau eceng gondok sebenarnya sangat membantu dalam menjaga kadar oksigen terlarut, selama populasinya tidak berlebihan dan tidak menutupi seluruh permukaan air.
Baca Juga : Dissolved Oxygen (Oksigen Terlarut)
Namun demikian, tidak semua aktivitas menghasilkan oksigen terlarut. Beberapa aktivitas manusia seperti pembuangan limbah rumah tangga atau industri ke perairan justru mengurangi kadar oksigen terlarut. Limbah ini biasanya kaya akan bahan organik yang saat terurai akan membutuhkan oksigen dalam jumlah besar, sehingga dapat menguras oksigen terlarut di dalam air. Maka dari itu, penting sekali untuk menjaga perairan tetap bersih agar proses alami penambahan oksigen terlarut tidak terganggu.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kadar Oksigen Terlarut
Banyak faktor yang memengaruhi tinggi rendahnya kadar oksigen terlarut dalam air. Salah satunya adalah suhu. Semakin tinggi suhu air, maka kemampuan air untuk menyimpan oksigen terlarut akan menurun. Oleh karena itu, perairan tropis sering kali memiliki tantangan tersendiri dalam menjaga keseimbangan oksigen terlarut karena suhu airnya cenderung lebih hangat dibandingkan wilayah beriklim dingin.
Faktor lain yang juga berpengaruh adalah salinitas atau tingkat keasinan air. Air laut yang memiliki kadar garam tinggi cenderung memiliki kandungan oksigen terlarut yang lebih rendah dibandingkan air tawar. Hal ini penting dipahami, terutama dalam konteks budidaya perikanan di tambak atau di wilayah pesisir, karena salinitas akan memengaruhi kebutuhan aerasi buatan untuk menjaga ketersediaan oksigen terlarut.
Selain itu, aktivitas fotosintesis oleh tumbuhan air juga memainkan peran besar dalam meningkatkan kadar oksigen terlarut. Saat cahaya matahari cukup, tumbuhan air akan aktif berfotosintesis dan melepaskan oksigen. Namun, saat malam hari atau saat air tertutup oleh limbah atau tanaman permukaan yang terlalu lebat, proses fotosintesis menurun drastis dan kadar oksigen terlarut pun ikut menurun. Respirasi makhluk hidup air yang terus berlangsung sepanjang waktu juga turut menyerap oksigen terlarut, sehingga keseimbangan antar proses ini sangat krusial.
Mengukur Kadar Oksigen Terlarut: Kenapa dan Bagaimana?
Untuk memastikan bahwa ekosistem air tetap sehat, pengukuran oksigen terlarut sangat penting dilakukan secara rutin, terutama dalam kegiatan budidaya perikanan atau pengelolaan danau dan sungai. Oksigen terlarut biasanya diukur dalam satuan miligram per liter (mg/L), di mana angka yang ideal bervariasi tergantung jenis perairannya. Umumnya, kadar oksigen terlarut di atas 5 mg/L dianggap cukup baik untuk mendukung kehidupan akuatik.