Rumah Tani – Dalam dunia pertanian, benih merupakan pondasi awal yang menentukan hasil akhir dari proses budidaya tanaman. Tak peduli seberapa suburnya lahan atau sebaik apapun teknik budidayanya, tanpa benih yang berkualitas, hasil pertanian tak akan maksimal. Oleh karena itu, pemahaman tentang mutu benih menjadi sangat penting, terutama dalam aspek kemurnian dan kadar air. Dua faktor ini sering dianggap teknis, namun sebenarnya sangat memengaruhi pertumbuhan, daya simpan, serta produktivitas tanaman.
Kemurnian benih adalah indikator utama yang menentukan apakah benih yang kita tanam benar-benar berasal dari varietas yang kita kehendaki tanpa tercampur dengan unsur asing, seperti benih tanaman lain, kotoran, atau bagian tumbuhan yang bukan benih sejati. Sementara itu, kadar air benih juga menjadi tolok ukur penting karena berhubungan langsung dengan daya tahan benih selama penyimpanan dan tingkat keberhasilan saat proses perkecambahan.
Baca Juga : Panduan Lengkap Syarat Tumbuh Jambu Air Madu Agar Berbuah Lebat dan Manis
Untuk memahami lebih dalam mengenai pentingnya kemurnian dan kadar air dalam benih, mari kita bahas satu per satu secara lebih rinci dan aplikatif agar mudah dipahami oleh siapa saja, termasuk petani, pelaku usaha pertanian, maupun masyarakat umum yang tertarik dengan dunia agrikultur.
Kemurnian Benih : Apa dan Mengapa Itu Penting?
Benih yang murni adalah benih yang tidak mengalami kontaminasi, baik dari segi fisik maupun biologis. Secara sederhana, kemurnian benih adalah sejauh mana benih yang kita miliki terdiri dari varietas atau spesies yang diinginkan, tanpa tercampur benih dari tanaman lain, kotoran, atau material non-benih seperti tanah, kerikil, daun, bahkan ranting. Kemurnian benih menjadi penting karena akan menentukan seberapa seragam pertumbuhan tanaman di lahan nantinya.
Katakanlah kita membeli benih padi varietas tertentu yang terkenal tahan hama. Jika kemurnian benih tersebut rendah, maka besar kemungkinan di lahan nanti akan tumbuh benih dari varietas lain yang rentan penyakit. Ini tentu sangat merugikan karena menyulitkan dalam pengelolaan dan bisa menurunkan produktivitas. Oleh karena itu, pengujian kemurnian benih sangat penting sebelum benih diedarkan secara luas kepada petani atau dikembangkan lebih lanjut.
Pengujian kemurnian benih dilakukan dengan memisahkan setiap unsur yang ada dalam sampel benih. Proses ini membutuhkan ketelitian tinggi dan dilakukan secara manual maupun dengan bantuan alat. Tujuan utamanya adalah memastikan bahwa hanya benih dari varietas yang dikehendaki yang dominan, sementara unsur lain seperti benih dari tanaman lain atau kotoran bisa diukur secara proporsional. Hasil pengujian ini nantinya akan menentukan apakah benih tersebut layak dipasarkan sebagai benih murni.
Jenis-Jenis Kandungan dalam Pengujian Kemurnian Benih
Dalam pengujian kemurnian benih, ada tiga kategori utama yang diperiksa, yakni Benih Murni, Benih Tanaman Lain, dan Kotoran Benih. Ketiganya penting dipahami agar kita bisa membedakan mana bagian dari benih yang diinginkan dan mana yang perlu disingkirkan.
Pertama, Benih Murni adalah semua benih dari spesies atau varietas yang sedang diuji. Ini termasuk benih yang utuh, benih yang sedikit mengerut tapi masih bisa tumbuh, benih yang sudah mulai berkecambah namun tetap dari varietas yang sama, hingga pecahan benih yang ukurannya lebih dari separuh dan masih dapat dikenali sebagai bagian dari benih tersebut. Bahkan, benih yang terserang penyakit namun masih dapat diidentifikasi juga masuk kategori ini, asalkan masih dalam spesies yang tepat.
Kedua, Benih Tanaman Lain adalah jenis benih yang berasal dari tanaman yang tidak termasuk dalam varietas uji. Misalnya, dalam pengujian benih jagung, ditemukan benih kacang tanah — ini masuk dalam kategori benih tanaman lain. Keberadaan benih seperti ini dapat menurunkan kemurnian benih utama, dan tentunya sangat tidak diinginkan dalam budidaya skala besar.
Ketiga, Kotoran Benih mencakup segala macam unsur yang bukan benih sejati, seperti sekam, biji kosong tanpa lembaga, pecahan kecil dari benih, partikel tanah, pasir, hingga serpihan daun dan ranting. Semakin tinggi kandungan kotoran dalam benih, semakin rendah kualitas dan daya tumbuhnya. Oleh sebab itu, proses pembersihan dan seleksi benih sangat krusial untuk memastikan hanya benih terbaik yang digunakan.