Selain itu, benih kangkung darat dapat dihasilkan dengan biji. Untuk luas lahan 1 ha, dibutuhkan sekitar 10 kg benih. Lahan harus diolah dengan mencangkul, pemberian pupuk kandang atau kompos sekitar 10 ton/ha, dan kemudian diratakan untuk membuat bedengan dengan lebar sekitar 90-120 cm. Benih ditanam dalam lubang-lubang tanam dengan jarak sekitar 20-30 cm, 2-3 biji per lubang, dan kemudian ditutup tipis. Pemupukan dilakukan ketika tanaman berusia sekitar 14 hari setelah tanam, dengan memberikan sekitar 100-200 kg urea per ha.
Ketika tiba saatnya untuk menanam benih kangkung, tanah perlu digemburkan menggunakan garu untuk memastikan benih yang ditanam tidak bertumpuk, sehingga pertumbuhan tanaman menjadi merata. Sekitar 14 hari setelah tanaman muncul, diberikan pupuk Urea sekitar 51 Kg per 1,5 ha, biasanya pada sore hari.
Penting untuk dicatat bahwa lahan yang digunakan untuk budidaya kangkung darat biasanya merupakan bantuan atau subsidi dari pemerintah kepada petani. Hal ini membantu petani dalam menghemat biaya pembelian dan pengolahan lahan. Jika lahan tidak disediakan oleh pemerintah, biaya untuk membeli dan mengolah lahan tersebut bisa menjadi beban yang cukup besar bagi petani.
Baca Juga :
Pemeliharaan
Setelah proses penanaman selesai, pemeliharaan tanaman menjadi langkah berikutnya. Ini mencakup kegiatan seperti penyiangan, penyiraman, serta pengendalian hama dan penyakit. Penyiangan gulma biasanya dilakukan satu kali setiap dua minggu selama pertumbuhan tanaman, meskipun frekuensinya dapat disesuaikan dengan kondisi lapangan.
Penyiangan adalah proses membersihkan rumput-rumput di sekitar tanaman, sementara penyiraman biasanya dilakukan pada pagi dan sore hari jika cuaca cerah. Pengendalian hama dan penyakit biasanya tidak diperlukan karena tanaman kangkung darat umumnya ditanam tanpa pestisida.
Panen
Tahap panen adalah momen kunci dalam budidaya kangkung darat. Panen dilakukan dengan mencabut seluruh bagian tanaman, termasuk akar. Proses pencabutan ini dilakukan ketika tinggi tanaman mencapai sekitar 15-20 cm atau ketika tanaman berumur sekitar 40 hari setelah tanam. Pencabutan yang dilakukan di luar waktu yang tepat dapat mengakibatkan tanaman membengkok ke bawah dan batang semakin besar, sehingga sayuran yang dihasilkan tidak disukai oleh konsumen.
Baca Juga : 10 Rekomendasi Tanaman Sayur yang Bisa Ditanam Sendiri di Rumah
Penting untuk selalu memahami prosedur budidaya kangkung darat secara cermat untuk mencapai hasil yang optimal. Dengan penanaman yang benar, pemeliharaan yang tepat, dan panen yang disesuaikan dengan waktu yang baik, Anda dapat menikmati hasil panen kangkung darat yang segar dan lezat di ladang Anda sendiri. Budidaya kangkung darat adalah investasi yang cerdas dan terjangkau untuk menambah variasi sayuran di meja makan Anda.
Refrensi
Daftar Pustaka :
Anggara, R. (2009). Pengaruh ekstrak kangkung darat (Ipomea reptans Poir.) terhadap efek sedasi pada mencit Balb/C (Doctoral dissertation, Medical faculty).
Urip Santoso, S. H. (2019). Pendaftaran dan peralihan hak atas tanah. Prenada Media.
Fikri, M. S., Indradewa, D., & Putra, E. T. S. (2015). Pengaruh Pemberian Kompos Limbah Media Tanam Jamur pada Pertumbuhan dan Hasil Kangkung Darat (Ipomoea reptans Poir.). Vegetalika, 4(2), 79-89.
Maulana, D. (2018). Raih Untung dari Budidaya Kangkung. Yogyakarta (ID): Trans Idea Publishing.
Putra, R. R., & Shofi, M. (2017). Pengaruh hormon napthalen acetic acid terhadap inisiasi akar tanaman kangkung air (Ipomoea aquatica Forssk.). Jurnal Wiyata: Penelitian Sains dan Kesehatan, 2(2), 108-113.
Fawaid, F. (2014). Analisis Usaha Budidaya Kangkung Darat Di Desa Koncer Darul Aman Kecamatan Tenggarang Kabupaten Bondowoso (Doctoral dissertation, Politeknik Negeri Jember).