BeritaPertanian

Lamongan Tancap Gas Genjot Luas Tambah Tanam untuk Dukung Ketahanan Pangan Nasional

Lamongan Tancap Gas Genjot Luas Tambah Tanam untuk Dukung Ketahanan Pangan Nasional

Supaya proses penanaman bisa terus berjalan lancar dan Luas Tambah Tanam meningkat, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Lamongan nggak tinggal diam. Mereka aktif turun ke lapangan, mengecek langsung kondisi pertanian, dan memberikan solusi kalau ada masalah. Misalnya soal pupuk, air, atau hama.

Semua itu butuh penanganan cepat supaya tidak menghambat proses tanam. “Sebagai lumbung pangan nasional, kami terus mengupayakan untuk memenuhi target nasional dengan terus melakukan pemantauan ke lapangan agar permasalahan yang dialami petani bisa diberi solusi,” ujar Yunan.

Langkah ini penting banget karena petani di lapangan seringkali menghadapi tantangan yang nggak kelihatan dari atas meja. Dengan adanya pemantauan rutin, Dinas bisa langsung tahu kebutuhan atau kendala yang terjadi, dan cepat memberi bantuan yang tepat. Jadi, bukan cuma soal dorongan dari atas, tapi juga pendampingan langsung agar Luas Tambah Tanam bisa berjalan optimal.

Program ini juga melibatkan penyuluh pertanian, yang jadi garda terdepan dalam menyampaikan teknologi, informasi cuaca, dan cara tanam yang tepat ke para petani. Semua elemen bersinergi demi tercapainya target Luas Tambah Tanam yang dicanangkan. Harapannya, sampai akhir tahun 2025 nanti, angka tersebut bukan hanya tercapai, tapi bisa melampaui target nasional.

Sinergi Pemerintah dan Petani dalam Meningkatkan Luas Tambah Tanam

Kunci dari capaian Luas Tambah Tanam di Lamongan sebenarnya terletak pada solidnya kolaborasi antara pemerintah daerah dan petani. Kedua pihak punya peran penting yang saling melengkapi.

Pemerintah hadir lewat kebijakan, bantuan sarana prasarana pertanian, serta pendampingan teknis. Sementara petani, sebagai ujung tombak produksi, menjalankan arahan dan mengelola lahan mereka seefektif mungkin. Kombinasi ini terbukti berhasil mendorong peningkatan Luas Tambah Tanam secara signifikan.

Salah satu bentuk nyata dari kerja sama ini adalah penggunaan lahan tak produktif menjadi lahan tanam. Misalnya lahan rawa dan berau yang dulunya terabaikan, kini diubah menjadi ladang padi yang subur.

Strategi ini nggak cuma cerdas, tapi juga efisien karena membantu memperluas Luas Tambah Tanam tanpa harus mengorbankan lahan lain yang sudah ada fungsinya. Hasilnya, produksi padi bisa meningkat, sementara keterbatasan lahan tak lagi jadi penghalang utama.

Keberhasilan ini juga turut menggerakkan roda ekonomi desa. Ketika Luas Tambah Tanam meningkat, kebutuhan akan tenaga kerja juga otomatis bertambah. Petani yang biasanya hanya bekerja di musim tanam pertama, kini bisa terus aktif hingga musim tanam kedua dan ketiga. Ini memberikan efek domino positif yang menyentuh banyak lapisan masyarakat, terutama di daerah pedesaan yang sangat bergantung pada sektor pertanian.

Perjalanan panjang untuk mewujudkan swasembada pangan memang tidak mudah, tapi bukan berarti tidak mungkin. Langkah nyata seperti yang dilakukan Lamongan dalam meningkatkan Luas Tambah Tanam menjadi bukti bahwa daerah punya potensi besar untuk mendukung kemandirian pangan nasional. Dengan capaian 28,30 persen hingga April 2025, Lamongan hanya selangkah lagi dari target 30 persen—dan ini belum masuk puncak musim tanam selanjutnya!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Komunitas Rumah Tani

Related posts

Rahasia Sukses Perbanyakan Tanaman Mawar Menggunakan Stek

Rumah Tani

Bawang Putih (Allium sativum L.)

Editor

Mengenal Gejala dan Tanda Dalam Diagnosis Penyakit Tanaman

Rumah Tani

2 comments

Prabowo Tegaskan Pentingnya Swasembada Pangan, Singgung Anak Petani Tak Mau Lagi Bertani 20 April 2025 at 01:35

[…] Lamongan Tancap Gas Genjot Luas Tambah Tanam… […]

Reply
Pemerintah Genjot Optimasi Lahan Rawa dan Cetak Sawah, Targetkan Swasembada Pangan Empat Tahun Lagi 20 April 2025 at 21:53

[…] Lamongan Tancap Gas Genjot Luas Tambah Tanam… […]

Reply

Leave a Comment