Pertanian

Mengapa Curah Hujan Tinggi Meningkatkan Risiko Penyakit Jamur pada Tanaman Hortikultura?

Mengapa Curah Hujan Tinggi Meningkatkan Risiko Penyakit Jamur pada Tanaman Hortikultura?

Dampak Curah Hujan terhadap Tanah dan Akar Tanaman

Curah hujan yang tinggi tidak hanya memengaruhi bagian atas tanaman, tetapi juga berdampak langsung pada kesehatan tanah dan sistem perakaran. Ketika air hujan berlebihan menyebabkan genangan, oksigen di dalam tanah menjadi terbatas, menciptakan kondisi anaerob yang tidak ideal bagi akar tanaman. Akar yang kekurangan oksigen mengalami stres, pertumbuhannya terhambat, dan menjadi lebih rentan terhadap infeksi jamur seperti Fusarium oxysporum yang menyebabkan busuk akar dan layu tanaman. Dengan demikian, curah hujan berlebih menciptakan dua ancaman sekaligus: stres fisiologis dan infeksi patogen.

Baca Juga : Mengenal Tanaman Andewei (Cichorium endivia)

Selain itu, curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan pencucian unsur hara (leaching), terutama unsur penting seperti nitrogen, kalium, dan magnesium. Ketika unsur ini hilang, tanaman menjadi kekurangan nutrisi dan sistem imunnya melemah. Jamur oportunistik memanfaatkan kondisi ini untuk menyerang jaringan tanaman yang tidak mampu mempertahankan diri. Curah hujan juga dapat menurunkan pH tanah secara bertahap, menjadikannya lebih asam. Tanah asam memperburuk kondisi karena menghambat penyerapan unsur hara mikro dan memicu perkembangan patogen tanah tertentu.

Dalam konteks budidaya hortikultura, manajemen tanah saat curah hujan tinggi menjadi kunci. Petani disarankan melakukan perbaikan drainase, membuat bedengan tinggi, serta menambahkan bahan organik seperti kompos atau dolomit untuk menyeimbangkan pH dan meningkatkan struktur tanah. Dengan demikian, efek negatif curah hujan dapat ditekan tanpa mengorbankan produktivitas tanaman.

Strategi Pencegahan Penyakit Jamur di Musim Curah Hujan Tinggi

Menghadapi musim dengan curah hujan tinggi memerlukan strategi pengendalian penyakit yang menyeluruh dan berbasis pencegahan. Langkah pertama adalah memastikan drainase lahan berfungsi baik. Saluran air harus cukup dalam dan bersih agar genangan air tidak terbentuk di sekitar akar tanaman. Selain itu, penanaman pada bedengan tinggi dan penggunaan mulsa organik atau plastik dapat membantu menjaga kelembapan tanah tetap stabil meskipun curah hujan meningkat.

Langkah kedua adalah pengaturan jarak tanam yang ideal untuk meningkatkan sirkulasi udara. Udara yang bergerak bebas membantu mempercepat pengeringan daun setelah hujan dan menurunkan tingkat kelembapan di antara kanopi tanaman. Pemangkasan daun bawah dan pengendalian gulma juga penting agar area sekitar tanaman tidak menjadi lembap secara berlebihan. Pada saat curah hujan tinggi, penggunaan fungisida preventif berbahan aktif tembaga, mankozeb, atau triazol bisa menjadi langkah perlindungan awal yang efektif — tentu dengan memperhatikan dosis dan waktu aplikasi yang tepat agar tidak menimbulkan resistensi jamur.

Langkah ketiga, perhatikan juga keseimbangan nutrisi tanaman. Pemupukan berimbang dengan tambahan unsur mikro seperti seng dan boron dapat meningkatkan daya tahan alami tanaman terhadap infeksi patogen. Di samping itu, penggunaan agen hayati seperti Trichoderma harzianum dapat menjadi alternatif ramah lingkungan untuk menekan populasi jamur patogen di tanah selama musim dengan curah hujan tinggi.

Curah hujan merupakan fenomena alam yang tidak dapat dihindari, namun bisa dikelola dengan bijak. Dalam dunia pertanian hortikultura, memahami bagaimana curah hujan memengaruhi pertumbuhan dan kesehatan tanaman merupakan langkah awal untuk menjaga produktivitas di tengah perubahan iklim yang semakin ekstrem. Dengan manajemen kelembapan, perbaikan drainase, serta penerapan sistem budidaya yang adaptif, petani dapat mengurangi risiko serangan penyakit jamur meskipun curah hujan tinggi terjadi sepanjang musim.

Pada akhirnya, curah hujan seharusnya tidak dianggap sebagai ancaman, tetapi sebagai tantangan yang mendorong inovasi dalam praktik pertanian berkelanjutan. Melalui pemahaman ilmiah dan penerapan teknologi tepat guna, petani hortikultura dapat tetap menghasilkan panen yang sehat, berkualitas, dan tahan terhadap serangan penyakit jamur meski di tengah guyuran hujan yang tak menentu.

Related posts

Cara Menanam Microgreen di Rumah dengan Mudah, Murah, dan Super Sehat!

Rumah Tani

13 Jenis Formulasi Pestisida Yang Wajib Diketahui

Rumah Tani

Kenalan Yuk dengan Si Manis Jambu Air Madu

Rumah Tani

1 comment

Pengaruh Suhu Tinggi terhadap Perkembangan Telur Hama Trips 22 Oktober 2025 at 12:14

[…] Mengapa Curah Hujan Tinggi Meningkatkan Risiko Penyakit… […]

Reply

Leave a Comment