Perikanan – Rawa Lebak merupakan sebuah wilayah yang terdiri dari lahan rawa pedalaman yang cenderung memiliki topografi yang relatif cekung. Istilah “lebak” sendiri mengacu pada daerah rendah yang rentan tergenang air. Kondisi ini berhubungan erat dengan karakteristik geografis dan iklim di daerah tersebut. Sebagian besar wilayah rawa lebak sering kali mengalami genangan air secara periodik, terutama saat musim hujan tiba. Hal ini disebabkan oleh curah hujan yang tinggi serta luapan air dari sungai-sungai yang melintasi wilayah tersebut.
Secara geografis, rawa lebak sering ditemukan di daerah pedalaman yang jauh dari pantai atau wilayah dengan dataran rendah. Keberadaan rawa lebak juga sering dikaitkan dengan aliran sungai-sungai besar yang mempengaruhi drainase di daerah tersebut. Selain itu, kondisi tanah yang bersifat lempung atau berlumpur juga turut memperkuat karakteristik rawa lebak. Dengan demikian, rawa lebak menjadi salah satu ekosistem yang unik dan berperan penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan di sekitarnya.
Baca Juga :Â Mengenal Rawa Pasang Surut
Selain menjadi habitat alami bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan, rawa lebak juga memiliki peran penting dalam siklus hidrologis regional. Air yang tergenang di rawa lebak akan diserap oleh tanah dan mempengaruhi ketersediaan air di daerah sekitarnya. Hal ini dapat memengaruhi pola pertanian, kehidupan hewan, serta ketersediaan air bersih bagi masyarakat setempat. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang ekosistem rawa lebak sangatlah penting dalam upaya menjaga keberlanjutan lingkungan dan pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan.
Jenis dan Karakteristik Rawa Lebak
Karakteristik Rawa Lebak dapat diidentifikasi berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Rawa dikategorikan sebagai rawa lebak apabila memenuhi dua kriteria utama. Pertama, wilayah tersebut terletak jauh dari pantai. Kedua, wilayah tersebut tergenangi air secara periodik atau terus-menerus akibat luapan air sungai dan/atau curah hujan yang tinggi. Di dalam wilayah rawa lebak, terdapat berbagai istilah yang digunakan untuk menggambarkan keadaan lahan dengan tingkat kegenangan air yang berbeda.
Baca Juga :Â Menggali Kekayaan Ekosistem Rawa Indonesia
Pertama, terdapat istilah “renah” yang merujuk pada bagian paling tinggi dari tanggul sungai. Wilayah ini jarang mengalami banjir dan sering dimanfaatkan untuk pemukiman penduduk. Kedua, “talang” adalah lahan darat atau kering yang tidak pernah tergenang air dan biasanya terdapat di wilayah berombak sampai bergelombang dengan komposisi batuan sedimen atau batuan volkanik.
Selanjutnya, untuk wilayah lebaknya sendiri, terdapat beberapa klasifikasi berdasarkan tingkat kegenangan air. Pertama, “lebak pematang” adalah bagian dari wilayah tanggul sungai yang terletak di belakang pemukiman penduduk. Genangan air banjir cenderung dangkal, dengan tinggi rerata kurang dari 50 cm dan lamanya genangan banjir umumnya kurang dari 3 bulan dalam setahun atau minimal satu bulan dalam setahun.
Kedua, “lebak tengahan” merupakan wilayah sawah yang terletak lebih jauh dari pemukiman penduduk. Tingkat genangan airnya lebih dalam, antara 50 hingga 100 cm, dan lamanya genangan banjir dapat mencapai antara 3 hingga 6 bulan dalam setahun. Meskipun masih termasuk dalam klasifikasi lebak tengahan, jika genangan airnya kurang dari 3 bulan dalam setahun, maka wilayah tersebut juga dianggap sebagai lebak tengahan.
Baca Juga :Â Potensi dan Tantangan Budidaya Ikan Rawa
Ketiga, “lebak dalam” adalah wilayah yang memiliki ciri khas cekungan yang memungkinkan tingkat kegenangan air yang relatif tetap dalam, bahkan selama musim kemarau. Tinggi air genangannya umumnya lebih dari 100 cm, dengan lamanya genangan banjir mencapai 3 hingga 6 bulan atau bahkan lebih dari 6 bulan dalam setahun secara berturut-turut. Lebak dalam ini seringkali cocok untuk kegiatan budi daya perikanan air tawar, sementara lebak dangkal dan lebak tengahan lebih cocok untuk pertanian tanaman pangan. Dengan pemahaman yang mendalam tentang karakteristik ini, dapat dilakukan penentuan penggunaan lahan yang lebih tepat dan efektif dalam mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam yang tersedia.
Sebaran Rawa Lebak Di Indonesia
Sebaran Rawa Lebak di Indonesia mencakup wilayah yang luas, tersebar di tiga pulau utama yaitu Kalimantan, Sumatera, dan Papua. Dari total luas 13,3 juta hektar rawa lebak yang ada, terdapat berbagai klasifikasi yang dapat digunakan untuk memahami karakteristiknya lebih lanjut. Pertama, terdapat rawa lebak pematang atau dangkal, yang mencakup area seluas 4,2 juta hektar atau sekitar 31,4% dari total luas rawa lebak di Indonesia. Wilayah ini ditandai dengan kedalaman air yang relatif dangkal, kurang dari 50 cm, dan lamanya genangan air yang biasanya tidak melebihi 3 bulan dalam setahun.

Kemudian, terdapat rawa lebak tengahan yang mencakup area seluas 6,07 juta hektar atau sekitar 45,7% dari total luas rawa lebak di Indonesia. Wilayah ini ditandai dengan kedalaman genangan air yang lebih dalam, antara 50 hingga 100 cm, dan lamanya genangan air yang biasanya berkisar antara 3 hingga 6 bulan dalam setahun. Kedalaman dan lamanya genangan air ini memengaruhi penggunaan lahan dan potensi pertanian atau budi daya perikanan di wilayah tersebut.
Baca Juga :Â 9 Jenis Penyakit Ikan Mas Lengkap dengan Penyebab dan Cara Mengatasinya
4 comments
[…] Baca Juga :Â Mengenal Jenis dan Karakteristik Rawa Lebak […]
[…] Baca Juga :Â Mengenal Jenis dan Karakteristik Rawa Lebak […]
[…] Baca Juga :Â Mengenal Jenis dan Karakteristik Rawa Lebak […]
[…] Mengenal Jenis dan Karakteristik Rawa Lebak […]