6) Arang
Arang adalah bagian tanaman seperti batang, batok kelapa yang dibakar pada panas tertentu sehingga tidak sampai menjadi abu. Media tanam ini sangat cocok digunakan untuk media tanaman hias dalam pot, misalnya anggrek. Hal itu dikarenakan arang kurang mampu mengikat air dalam jumlah banyak. Media arang bersifat buffer (penyangga) dan tidak mudah lapuk sehingga sulit ditumbuhi jamur atau cendawan yang dapat merugikan tanaman. Media arang cenderung miskin akan unsur hara, oleh karena itu perlu ditambahkan unsur hara. Sebelum digunakan sebagai media tanam, media arang dipecah menjadi potongan kecil terlebih dahulu sehingga memudahkan penempatan di dalam pot.
7) Batang Pakis
Batang pakis berasal dari tanaman pakis yang sudah tua. Berdasarkan warnanya, batang pakis dibedakan menjadi 2, yaitu batang pakis hitam dan batang pakis coklat. Dari kedua jenis tersebut, batang pakis hitam lebih umum digunakan sebagai media tanam. Batang pakis hitam berasal dari tanaman pakis yang sudah tua sehingga lebih kering. Selain itu, batang pakis ini pun mudah dibentuk menjadi potongan kecil dan dikenal sebagai cacahan pakis. Batang pakis lazim digunakan sebagai media tanam bunga hias dalam pot. Batang pakis yang dibentuk menjadi papan dapat digunakan sebagai wadah sekaligus media tanam bagi tanaman- tanaman yang perakarannya mampu tumbuh meski terekspos cahaya (paku-pakuan dan anggrek) serta tanaman yang memiliki akar udara.
8) Sekam Padi
Sekam padi adalah kulit biji gabah tanaman padi. Sekam padi bisa berupa sekam bakar atau sekam mentah (tidak dibakar) yang memiliki tingkat porositas sama. Penggunaan sekam bakar untuk media tanam tidak perlu disterilisasi lagi karena mikroba patogen telah mati selama proses pembakaran. Sekam bakar juga memiliki kandungan karbon (C) yang tinggi. Sekam mentah sebagai media tanam mudah mengikat air, tidak mudah lapuk, merupakan sumber kalium (K) yang dibutuhkan tanaman dan tidak mudah menggumpal sehingga akar tanaman dapat tumbuh dengan sempurna. Sekam padi banyak digunakan sebagai media tanam tanaman hias, baik dalam keadaan mentah maupun sudah dibakar. Selain itu sekam padi telah banyak dimanfaatkan pula sebagai media tanam jamur merang. Sekam bakar bahkan sering digunakan sebagai media penyemaian secara tunggal.
b. Media Tanam Anorganik
Bahan anorganik juga bisa berasal dari bahan sintetis atau kimia. Beberapa media anorganik yang sering dijadikan sebagai media tanam yaitu:
Baca Juga : Mengenal Suku Leguminosae atau Polong-Polongan
1) Rockwool
Media rockwool ini memiliki bentuk seperti busa atau spons. Rockwool terbuat dari bebatuan yang dipanaskan dengan suhu tinggi hingga meleleh menjadi lava. Suhu yang digunakan untuk memanaskan bebatuan ini mencapai 1600℃. Setelah melalui proses pemanasan bebatuan tersebut akan menjadi lava yang kemudian disentrifuge untuk membentuk serat-serat. Serat tersebut lalu dipotong sesuai dengan kebutuhan sebagai media tanam. Rockwool biasanya digunakan sebagai media pembibitan benih dan media tanam pada kegiatan budidaya tanaman secara hidroponik seperti pada NFT (unsur hara film technique), hal ini dikarenakan rockwool dapat mengikat dan menyimpan air lebih baik dibandingkan dengan gabus (spons). Rockwool merupakan media tanam hidroponik yang memiliki porositas yang baik dan mampu menyediakan udara yang cukup bagi pertumbuhan akar tanaman. Selain membantu pertumbuhan akar tanaman media rockwool juga membantu memaksimalkan penyerapan air oleh akar. Namun, media rockwool memiliki harga yang lebih mahal dibandingkan dengan media lain, hal ini dikarenakan proses pembuatannya yang cukup rumit.
2) Vermikulit dan Perlit
Vermikulit adalah media anorganik steril yang dihasilkan dari pemananasan kepingan mika serta mengandung pottasium atau kalium. Vermikulit merupakan media tanam yang memiliki kemampuan kapasitas tukar kation tinggi, terutama dalam keadaan padat dan pada saat basah. Vermikulit dapat menurunkan berat jenis, dan meningkatkan daya serap air jika digunakan sebagai campuran media tanaman. Jika digunakan sebagai campuran media tanam, vermikulit dapat menurunkan berat jenis dan meningkatkan daya absorpsi air sehingga bisa dengan mudah diserap oleh akar tanaman.
Perlit merupakan produk mineral berbobot ringan serta memiliki kapasitas tukar kation dan daya serap air yang rendah. Pembuatan perlit dilakukan dengan memanaskan batuan vulkanik hingga berubah warna menjadi putih. Sebagai campuran media tanam, fungsi perlit sama dengan vermikulit, yakni menurunkan berat jenis dan meningkatkan daya serap air. Penggunaan vermikulit dan perlit sebagai media tanam sebaiknya dikombinasikan dengan bahan organik untuk mengoptimalkan tanaman dalam menyerap unsur-unsur hara. Contoh penggunaan media tanam vermikulit dan perlit adalah untuk media terrarium dan roof garden. Penggunaan media ini pada sistem tanam roof garden karena sifat media ini yang ringan sehingga aman digunakan.
3) Hidroton
Hidroton merupakan jenis media yang digunakan dalam hidroponik. Media ini menyerupai kerikil (kerikil sintetis) yang dibuat dari tanah liat yang dipanaskan dengan suhu tinggi dan dibentuk seperti kerikil. Hidroton dibakar dengan suhu 1000oC. Media ini mempunyai pori-pori kecil seperti spons yang berfungsi untuk menyimpan air dan menjaga dari kelebihan air. Hidroton memiliki harga yang lebih mahal dibandingkan dengan media lain, hal ini dikarenakan proses pembuatannya yang cukup rumit. Media tanam hidroton biasanya digunakan dalam media tanam hidroponik dengan sistem drip system. Selain itu, hidroton sangat cocok sebagai penopang tanaman hidroponik berbatang keras seperti tomat, cabai, dan timun.
4) Spons
Spons sangat ringan sehingga mudah dipindahpindahkan dan ditempatkan di mana saja. Walaupun ringan, media jenis ini tidak membutuhkan pemberat karena setelah direndam atau disiram air akan menjadi berat. Media tanam spons mudah menyerap air dan unsur hara essensial yang diberikan dalam bentuk larutan. Media ini tidak tahan lama karena mudah hancur. Spons sering digunakan sebagai media tanam untuk tanaman hias bunga potong (cutting flower) yaitu sebagai penyangga ataupun media tanam pada hidroponik sistem NFT.
5) Pasir
Pasir memiliki pori berukuran besar (makro) oleh karena itu mudah basah dan cepat kering oleh proses penguapan. Kohesi dan konsistensi (ketahanan terhadap proses pemisahan) pasir sangat kecil sehingga mudah terkikis oleh air atau angin. Oleh karenanya media pasir lebih membutuhkan pengairan dan pemupukan yang lebih intensif. Penggunaan pasir sebagai media tanam sering dikombinasikan dengan campuran bahan anorganik lain, seperti kerikil, batu-batuan, atau bahan organik yang disesuaikan dengan jenis tanaman. Pada aplikasi di dunia pertanian, media pasir sering digunakan untuk media campuran dalam pembibitan dan sebagai media pada tanaman yang tidak membutuhkan air banyak seperti kaktus.
6) Kerikil
Kerikil sering digunakan sebagai media untuk budidaya tanaman secara hidroponik. Penggunaan media ini akan membantu peredaran larutan unsur hara dan udara serta pada prinsipnya tidak menekan pertumbuhan akar. Kerikil memiliki kemampuan mengikat air yang relatif rendah sehingga mudah basah dan cepat kering jika penyiraman tidak dilakukan secararutin. Kerikil dapat dijadikan media alternatif pengganti hidroton, mampu menopang pertumbuhan akar dan batang tanaman buah dan sayuran buah. Selain itu kerikil dapat dijadikan hiasan tanaman hias.
7) Pecahan Batu Bata
Pecahan batu bata juga dapat dijadikan alternatif sebagai media tanam. Ukuran batu – bata yang akan digunakan sebagai media tanam dibuat kecil, seperti kerikil, dengan ukuran sekitar 2-3 cm. Ukuran yang semakin kecil juga akan membuat sirkulasi udara dan kelembaban di sekitar akar tanaman berlangsung lebih baik. Media pecahan batu bata tidak mudah melapuk, cocok digunakan sebagai media tanam di dasar pot karena memiliki kemampuan drainase dan aerasi yang baik. Tanaman yang sering menggunakan pecahan batu bata sebagai media dasar pot adalah anggrek.
8) Gel
Gel atau hidrogel adalah kristal polimer yang sering digunakan sebagai media tanam tanaman hidroponik. Penggunaan media ini sangat praktis dan efisien karena tidak perlu diganti, disiram atau dipupuk. Penyiraman hidrogel hanya diperlukan pada saat awal budidaya agar hidrogel dapat mengembang. Di dalam media ini sudah terdapat unsur hara sehingga saat dibasahi, media ini dapat menyediakan unsur hara bagi tanaman.
Tidak semua tanaman dapat ditanam menggunakan hydrogel, tanaman yang cocok ditanam pada hidrogel adalah tanaman yang batangnya tidak berkayu, tidak memerlukan intensitas matahari langsung atau dapat ditanam indoor (karena hidrogel diletakkan indoor), dan tahan pada tingkat kelembaban tinggi (humid) sampai menggenang. Contoh tanaman yang dapat dibudidayakan menggunakan hidrogel adalah Aglaonema sp., Anthurium sp. (berbagai jenis kuping gajah), Diffenbachia sp., Philodendron sp., Dracaena sp. (bambu china dan jepang), Scidapsus sp. (sirih belanda), Syngonium sp., Spathiphyllum sp., Cyperus sp. (rumput payung), Cordyline sp. (berbagai jenis hanjuang), Monsteradeciliosa (Philodendron berdaun belah), rumput hias (berwarna hijau dengan garis putih di sisi daun dan ber-umbi), bambu rejeki, sansiviera, sirih hias, sri rejeki, serta sayuran seperti caisim, selada dan kangkung.