4. Tanaman
Tanaman yang cocok untuk sistem DFT adalah yang memiliki akar dangkal. Selada, pakcoy, kangkung, sawi, basil, dan seledri adalah contoh tanaman yang dapat tumbuh dengan baik dalam sistem ini. Pemilihan tanaman yang tepat akan memberikan hasil yang optimal.
Cara Kerja Sistem Hidroponik DFT
Proses kerja sistem DFT dapat dijelaskan secara rinci untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme di balik keberhasilannya.
Pada kedalaman 2-3 cm, larutan nutrisi mengalir melalui pipa PVC berdiameter 10 cm. Pot plastik yang menampung bahan tanaman memiliki bagian bawah yang bersentuhan langsung dengan larutan nutrisi yang mengalir dalam pipa tersebut. Proses kerjanya dapat dibagi menjadi beberapa langkah
1. Pengisian Bak Nutrisi
Larutan nutrisi dimasukkan ke dalam bak nutrisi. Pemilihan larutan nutrisi yang sesuai dengan jenis tanaman yang ditanam merupakan langkah awal yang krusial.
2. Aliran Larutan Nutrisi
Larutan nutrisi akan mengalir melalui saluran air menuju akar tanaman. Pengaturan aliran ini harus memperhatikan kecepatan yang tepat untuk memastikan tanaman mendapatkan nutrisi secara merata.
Baca Juga : Mengenal Teknik Hidroponik Sistem Nutrient Film Technique (NFT)
3. Penyerapan Nutrisi oleh Akar
Akar tanaman akan menyerap nutrisi dari larutan nutrisi yang mengalir. Proses ini memastikan tanaman mendapatkan semua nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan yang sehat.
4. Kembalinya Larutan Nutrisi yang Digunakan
Larutan nutrisi yang telah digunakan oleh tanaman akan kembali ke bak nutrisi. Ini merupakan siklus yang terus berulang, menciptakan lingkungan yang optimal bagi pertumbuhan tanaman.
Modifikasi Sistem Hidroponik DFT
Salah satu kelebihan sistem hidroponik adalah kemampuannya untuk dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan spesifik. Sistem DFT dapat ditingkatkan dengan penambahan komponen-komponen tambahan.
1. Pompa Air Otomatis
Penambahan pompa air otomatis merupakan modifikasi yang umum dilakukan. Pompa ini membantu mengalirkan larutan nutrisi secara otomatis, mengurangi beban kerja manual dan memastikan ketersediaan nutrisi tanaman secara konsisten.
2. Sistem Kontrol Otomatis
Sistem DFT juga dapat dimodifikasi dengan menambahkan kontrol otomatis untuk mengukur dan mengatur pH serta EC (electrical conductivity) larutan nutrisi. Pengaturan pH yang tepat sangat penting untuk optimalnya penyerapan nutrisi oleh tanaman, dan EC mengukur tingkat konsentrasi larutan nutrisi.
Baca Juga : Mengenal Teknik Hidroponik Sistem EBB dan Flow
Tips Penting dalam Penggunaan Sistem Hidroponik DFT
Agar sistem hidroponik DFT memberikan hasil yang maksimal, beberapa tips penting perlu diperhatikan.
1. Pemilihan Larutan Nutrisi yang Tepat
Gunakan larutan nutrisi yang sesuai dengan jenis tanaman yang ditanam. Setiap tanaman memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda, dan pemilihan yang tepat akan memastikan pertumbuhan yang optimal.
2. Pengukuran Rutin pH dan EC
Lakukan pengukuran pH dan EC larutan nutrisi secara rutin. Pengukuran ini penting untuk memastikan kondisi lingkungan hidroponik tetap dalam rentang yang ideal. Modifikasi pH dan EC dapat dilakukan jika diperlukan.
3. Jaga Kebersihan Instalasi Hidroponik
Kebersihan instalasi hidroponik merupakan faktor kunci dalam kesuksesan pertanian hidroponik. Pastikan semua komponen dalam sistem DFT tetap bersih dan bebas dari kontaminasi yang dapat merugikan tanaman.
Baca Juga : Mengenal Prinsip dan Cara Kerja Teknik Hidroponik Sistem Drip
Dengan mengikuti prinsip-prinsip dasar, memahami cara kerja, dan menerapkan modifikasi yang tepat, sistem hidroponik DFT dapat menjadi solusi yang sangat efektif untuk pertanian modern. Kemampuannya menyediakan nutrisi secara konsisten, mempercepat masa panen, dan dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan membuatnya menarik bagi para petani yang mencari inovasi dalam bercocok tanam. Dengan penerapan tips-tips yang disebutkan, Anda dapat memastikan bahwa sistem hidroponik Deep Flow Technique (DFT) tidak hanya efisien tetapi juga mampu menghasilkan tanaman yang sehat dan berkualitas.