Pertanian

Mengenal Tanaman Vanili dan Cara Budidayanya

10. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

Tanaman vanili rentan terhadap beberapa penyakit, seperti busuk batang vanili (Fusariumn Oxysporum fsp. vanilla), busuk pucuk (Phytopthora parasitica), busuk sklerotium (Sclerotium rolfsii), dan antraknosa (Colletrotrichum gloeosporioides). Untuk mengendalikan penyakit-penyakit ini, Anda dapat mengambil langkah-langkah berikut:

  1. Menggunakan benih yang sehat dan tahan penyakit.
  2. Menggunakan agens hayati dan bahan organik.
  3. Menggunakan fungisida nabati yang mengandung bahan aktif eugenol dan sitrat yang diekstrak dari tanaman cengkeh dan sereh wangi.

Panen dan Pasca Panen

Penyerbukan Bunga

Untuk penyerbukan bunga vanili, diperlukan bantuan manusia karena tanaman vanili tidak dapat menyerbuk sendiri. Penyerbukan dilakukan pada saat bunga vanili mekar, biasanya antara pukul 09.00-12.00 saat embun pagi telah berkurang. Setiap tandan bunga vanili biasanya memiliki 15-20 bunga, dan penyerbukan sebaiknya dilakukan pada bunga terbawah yang paling dahulu mekar. Proses penyerbukan bunga pada satu tandan memerlukan waktu sekitar 7-10 hari. Penyerbukan dilakukan dengan menggunakan lidi atau bambu panjang yang ditekan pada bibir bunga sehingga tangkai putik terkoyak dan terbuka. Kemudian, tepung sari diambil dan diletakkan pada kepala putik. Jika penyerbukan berhasil, akan terjadi pembuahan, dan daun-daun bunga akan gugur. Pada setiap tandan, biasanya hanya 9-12 bunga yang dipelihara.

Panen

Buah vanili yang siap dipanen biasanya telah berumur sekitar 8-9 bulan setelah penyerbukan. Buah yang siap dipanen memiliki ciri-ciri seperti berwarna hijau yang mulai memudar dan ujung polong yang mulai menguning tetapi belum pecah. Pemetikan buah vanili sebaiknya dilakukan secara bertahap dengan memanen buah yang telah masak saja. Pemetikan dilakukan secara hati-hati dengan menggunakan gunting pangkas. Polong vanili yang dipanen pada umur yang tepat akan menghasilkan vanili kering yang mengkilat, lentur, berdaging, berwarna coklat kehitaman, memiliki aroma yang khas dan tajam, serta kadar vanili yang tinggi.

Pasca Panen

Setelah pemetikan, polong vanili perlu menjalani serangkaian tahap pengolahan pasca panen agar siap untuk dijual dan digunakan. Tahap-tahap ini meliputi:

1. Pelayuan

Pelayuan dilakukan untuk menghentikan pertumbuhan vegetatif dan mendorong pembentukan enzim pembentuk vanillin. Prosesnya melibatkan mencelupkan polong vanili ke dalam air dengan suhu sekitar 63°C hingga 65°C selama 2-5 menit.

2. Pemeraman

Setelah dilayukan, polong vanili ditiriskan dan dilakukan pemeraman selama 24 jam dengan suhu sekitar 38°C hingga 40°C. Proses ini bertujuan untuk menghasilkan reaksi enzimatis pada polong vanili yang akan membentuk vanillin, serta membuat polong vanili berubah warna menjadi coklat kehitaman dan berminyak.

3. Pengeringan

Polong vanili dikeringkan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari atau menggunakan alat pengering khusus hingga kadar air mencapai sekitar 5%-60%.

Baca Juga : Inovasi Teknologi Pertanian Sebagai Upaya Membentuk Masa Depan Agrikultur yang Berkelanjutan

4. Pengering-anginan

Tahap ini bertujuan untuk menurunkan kadar air secara perlahan dan meningkatkan aroma vanillin. Polong vanili disusun pada rak bambu atau kawat dan disimpan dalam ruangan selama 30-45 hari. Jika kadar air mencapai 30%-35%, polong dapat dikeluarkan dari rak untuk tahap selanjutnya. Pengeringan juga dapat dikombinasikan dengan menggunakan oven dengan suhu sekitar 50°C selama 3 jam setiap hari untuk menghasilkan mutu vanili yang lebih baik dan memperpendek waktu pengeringan menjadi sekitar 10 hari.

5. Penyimpanan

Penyimpanan bertujuan untuk menyempurnakan dan memantapkan aroma vanili. Polong-polong vanili diikat sekitar 50-100 polong per ikat, dibungkus dengan kertas minyak atau kertas paraffin, dan dimasukkan dalam peti yang telah dilapis dengan kertas minyak. Penyimpanan dilakukan selama 2-3 bulan untuk menghasilkan vanili berkualitas.

Dengan hadirnya artikel yang membahas langkah-langkah budidaya vanili ini, diharapkan mampu memberikan panduan yang bermanfaat bagi petani maupun siapa saja yang ingin mencoba untuk membudidayakan tanaman vanili ini sehingga dapat menghasilkan vanili berkualitas tinggi yang siap untuk dijual di pasar lokal dan internasional. Budidaya vanili memerlukan perawatan yang teliti dan kesabaran, tetapi dapat memberikan hasil yang memuaskan dan potensi penghasilan yang cukup besar.

Refrensi :

Daftar Pustaka :

Ramadhan, M. F., Setyorini, E., Rachmawati, N., dan Andriati, E. (2019). Ayo Berkebun Vanili.

Nurcahyani, E. (2022). Varietas Unggul Vanili Tahan Busuk batang: Berbasis Teknik Molekular dan Induced Resistance.

Kurnianto, F. A., Nurdin, E. A., Pangastuti, E. I., dan Prayoga, E. B. (2023). Budidaya dan Pengembangan “Vanili” sebagai Sarana Pemberdayaan Masyarakat Desa Jatisari, Kecamatan Kuripan, Kabupaten Probolinggo. KIAT Journal of Community Development, 2(1), 31-37.

Wahyuningsih, R., Sjah, T., dan Hayati, H. (2022). Peluang Usahatani Vanili Di Pulau Lombok. Jurnal Sosial Ekonomi dan Humaniora, 8(4), 517-521.

Guntoro, T., dan Fathoni, M. A. (2020). Teknik Terbaru Budidaya Vanili di Perkarangan Rumah dan Pot. Agromedia Pustaka. Jakarta Selatan.

Rosman, R. (2010). Inovasi teknologi budidaya vanili berbasis ekologi.

Related posts

Manfaat Tanaman Penutup Tanah dalam Mempertahankan Kesuburan dan Kestabilan Tanah

Editor

Mengenal Etnobiologi, Ilmu yang Menghubungkan Alam dan Kearifan Lokal

Rumah Tani

Kenali Manfaat dan Cara Konsumsi Teh Daun Gambir

Rumah Tani

Leave a Comment