Pertanian

Musim Basah Datang, Mengapa Padi Rentan Diserang Hama dan Penyakit?

Musim Basah Datang, Mengapa Padi Rentan Diserang Hama dan Penyakit?

Jadi, dalam konteks musim basah, tanaman padi sebenarnya berada di posisi yang sangat rentan. Kombinasi kelembaban tinggi, pertumbuhan vegetatif berlebihan, dan jaringan tanaman yang lunak menciptakan kondisi ideal bagi serangan OPT. Itulah sebabnya, memahami fisiologi tanaman dan menyesuaikan teknik budidaya menjadi kunci utama dalam menghadapi tantangan di musim basah.

Faktor OPT

Musim basah tidak hanya mempercepat pertumbuhan tanaman, tetapi juga mempercepat siklus hidup organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Dua OPT utama yang paling ditakuti selama musim ini adalah Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens) dan penyakit Blas (Pyricularia oryzae). Keduanya sama-sama memanfaatkan kondisi lembab dan hangat untuk berkembang biak dengan cepat — bahkan sering kali muncul secara bersamaan dalam satu musim tanam.

Wereng Batang Coklat memiliki kemampuan luar biasa untuk berkembang biak dalam waktu singkat. Dalam kondisi musim basah, serangga ini bisa menyelesaikan satu siklus hidupnya hanya dalam waktu sekitar dua minggu. Kelembaban tinggi memperpanjang umur nimfa dan meningkatkan kemampuan bertelur induk wereng. Selain itu, populasi Wereng yang tinggi dapat menularkan penyakit virus seperti tungro, menambah kompleksitas masalah yang dihadapi petani.

Sementara itu, penyakit blas menyebar melalui spora yang sangat ringan dan mudah terbawa angin atau percikan air hujan. Di musim basah, setiap tetes air hujan yang jatuh ke daun yang terinfeksi bisa menjadi “peluru” penyebaran penyakit ke daun sehat di sekitarnya. Jika infeksi mencapai leher malai (fase leher blas), maka hasil panen bisa turun drastis karena bulir padi tidak terisi sempurna atau bahkan mati sebelum matang.

Yang membuat musim basah semakin berbahaya adalah sinergi negatif antara kedua OPT ini. Tanaman yang sudah melemah akibat serangan Wereng akan menjadi lebih rentan terhadap infeksi jamur blas, dan sebaliknya, tanaman yang terserang blas akan menjadi lebih menarik bagi Wereng karena kadar asam amino dalam cairan floem meningkat. Dengan demikian, musim basah menjadi panggung utama bagi dua musuh besar petani ini untuk berkolaborasi merusak tanaman dari dua sisi sekaligus.

Faktor Agronomi

Selain faktor alam dan biologi, banyak masalah di musim basah sebenarnya bersumber dari kesalahan manajemen pertanian. Dua kesalahan paling umum yang sering menjadi “amplifier” bencana agronomi di musim basah adalah pemupukan nitrogen berlebih dan jarak tanam yang terlalu rapat.

Pemupukan nitrogen yang berlebihan memang mampu mempercepat pertumbuhan tanaman, tetapi di musim basah, hal ini justru menjadi bumerang. Nitrogen berlebih meningkatkan kadar nutrisi dalam cairan tanaman, yang membuatnya menjadi santapan ideal bagi Wereng Batang Coklat. Tanaman juga tumbuh terlalu rimbun sehingga menciptakan iklim mikro yang lembab dan gelap di bagian bawah kanopi, memperpanjang durasi basah daun dan memicu infeksi jamur blas. Jadi, bukan hanya lingkungan eksternal yang lembab, tetapi mikroklimat dalam kanopi tanaman juga ikut menciptakan kondisi lembab yang bertahan lama di musim basah.

Baca Juga : Mengenal Hama Trips (Thrips sp.), Si Kecil yang Bisa Jadi Ancaman Besar di Musim Kemarau

Selain itu, jarak tanam yang terlalu rapat membuat tanaman sulit bernapas. Udara tidak bisa bersirkulasi dengan baik, sinar matahari sulit menembus ke bagian bawah, dan penguapan air menjadi lambat. Akibatnya, kelembaban mikro di dalam rumpun padi meningkat drastis. Di musim basah, kondisi seperti ini bisa menjadi “rumah ideal” bagi jamur blas dan tempat berlindung yang nyaman bagi Wereng Batang Coklat. Oleh karena itu, penerapan jarak tanam ideal dan manajemen pupuk yang tepat menjadi langkah sederhana tetapi sangat krusial untuk mencegah kerugian besar di musim basah.

Musim basah memang tidak bisa dihindari, tetapi dampaknya bisa dikendalikan dengan pengetahuan dan strategi yang tepat. Pemahaman mendalam tentang sinergi antara faktor iklim, tanaman, dan OPT menjadi dasar penting dalam menyusun strategi pengendalian terpadu (Integrated Pest Management/IPM). Dengan manajemen air yang baik, penggunaan pupuk nitrogen yang seimbang, dan jarak tanam yang tepat, petani dapat meminimalkan risiko ledakan hama dan penyakit di musim basah.

Musim basah seharusnya tidak lagi menjadi momok, melainkan momentum bagi penerapan teknologi dan pengetahuan agronomi modern. Dengan kolaborasi antara petani, peneliti, dan penyuluh pertanian, sinergi negatif yang muncul di musim basah bisa diubah menjadi sinergi positif — di mana air hujan menjadi sumber kehidupan, bukan sumber bencana. Karena pada akhirnya, memahami musim basah bukan hanya tentang bertahan dari tantangan alam, tetapi juga tentang menaklukkan ritme kehidupan sawah dengan cara yang lebih cerdas, berkelanjutan, dan penuh harapan.

Related posts

Peran Analitik Big Data dalam Pengambilan Keputusan Pertanian

Editor

Mengenal Ragam Jenis dan Keunikan Tanaman Sirih

Rumah Tani

Memahami Fase Pertumbuhan Padi

Editor

2 comments

Biologi, Siklus Hidup, dan Dampak Ganda Serangan Wereng Batang Coklat (WBC) 10 November 2025 at 23:21

[…] Musim Basah Datang, Mengapa Padi Rentan Diserang… […]

Reply
Mengenal Lebih Dekat Apa Itu Rice Grassy Stunt Virus (RGSV) 11 November 2025 at 00:06

[…] Musim Basah Datang, Mengapa Padi Rentan Diserang… […]

Reply

Leave a Comment