Pertanian

Teknik Budidaya Tanaman Cabai Rawit

3. Penyemaian

Sebelum disemai, benih yang telah dipilih direndam dalam larutan
fungisida selama kurang lebih 12 jam, lalu dikeringkan hingga airnya
benar-benar kering. Setelah itu, benih ditebarkan di tempat persemaian. Selain
metode tersebut, ada juga cara lain yang dapat digunakan, yaitu merendam benih
dalam larutan hipoklorit 10% selama 10 menit, kemudian merendamnya dalam air
hangat (suhu sekitar 50ºC) semalam. Setelah proses tersebut, benih siap untuk
ditebarkan langsung di persemaian. Persemaian sendiri dapat dilakukan dalam
bedengan khusus semai atau menggunakan polybag/tray semai. Untuk menyiapkan
media semai, campurkan tanah dengan pupuk kandang dalam perbandingan 1:1. Untuk
melindungi bibit yang masih muda dari paparan sinar matahari langsung,
disarankan untuk memberikan naungan di area persemaian. Selanjutnya, taburkan
benih secara merata ke atas media semai yang telah disiapkan, kemudian tutup
dengan lapisan tipis tanah. Untuk mempercepat pertumbuhan bibit, perlu
dilakukan penyiraman secara teratur.

4. Perawatan

Pada fase awal pertumbuhan tanaman cabai, yang merupakan periode
penyesuaian dengan lingkungan baru, penting untuk melakukan penyiraman secara
rutin setiap hari, terutama saat musim kemarau. Setelah tanaman tumbuh kuat dan
akar telah berkembang dengan baik, penyiraman dapat dilakukan tiga hari sekali.
Selain itu, perlu melakukan penyiangan jika terdapat banyak gulma, karena gulma
dapat menjadi pesaing bagi tanaman dan menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi
lemah dan kerdil.

Salah satu faktor yang dapat menyebabkan gagal panen atau penurunan
hasil panen adalah serangan hama dan penyakit. Salah satu penyakit yang sering
menyebabkan kerontokan buah cabai adalah penyakit busuk buah. Oleh karena itu,
perlu dilakukan pengendalian dengan menggunakan pestisida melalui penyemprotan
untuk mengurangi serangan penyakit dan hama.

Untuk memastikan pertumbuhan maksimal dan hasil panen yang baik,
diperlukan pembuangan tunas air. Pembuangan tunas air bertujuan untuk
mengurangi pertumbuhan vegetatif yang berlebihan sehingga tanaman tidak terlalu
rimbun dan tinggi. Hal ini akan memudahkan dalam perawatan dan pemanenan.
Selain itu, pembuangan tunas air juga membantu mengurangi kelembaban di sekitar
tanaman, sehingga pertumbuhan jamur dapat dikendalikan, dan mengarahkan pertumbuhan
tanaman ke tahap generatif yang mempengaruhi pembentukan buah (Pracaya, 1993).

5. Pemupukan

Agar tanaman cabai dapat tumbuh subur dan menghasilkan buah
berkualitas, perlu dilakukan pemupukan yang tepat waktu dan dengan dosis yang
sesuai. Pemupukan yang baik harus disesuaikan dengan jenis pupuk yang
digunakan, karena pupuk memiliki peran yang sangat penting dalam pertumbuhan
tanaman.

Pemupukan pertama dilakukan pada saat minggu pertama setelah pindah
tanam dengan menggunakan pupuk kandang. Pupuk kandang tersebut ditempatkan di
lubang tanam dengan dosis 1 ton per hektar atau dapat juga ditugal pada samping
tanaman.

Baca Juga : Varietas Tanaman Cabai

Pemupukan kedua dilakukan ketika tanaman berusia sekitar tiga
bulan. Cara pemupukannya adalah dengan mencampurkan pupuk NPK, KNO putih, urea,
dan TSP dalam perbandingan 4:1:1:1:1. Jumlah total campuran pupuk adalah 8 kg,
yang kemudian dilarutkan dalam 250 liter air. Larutan ini kemudian disiramkan
ke perakaran tanaman cabai dengan dosis 250 ml per tanaman.

Untuk pemupukan setelah tanaman berusia lebih dari 3 bulan, dapat
menggunakan campuran pupuk yang sama seperti pada pemupukan saat tanaman
berumur 1 bulan. Namun, dosisnya ditambah dengan perbandingan 2:3:8:2, yang
kemudian dilarutkan dalam 250 liter air. Setelah itu, larutan ini disiramkan ke
perakaran tanaman dengan dosis 250 ml per tanaman. Pemupukan ini dapat
dilakukan setiap dua minggu sekali.

Dengan pemupukan yang tepat dan teratur, tanaman cabai akan
mendapatkan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhannya sehingga dapat menghasilkan
buah yang berkualitas.

6. Panen

Buah cabai yang sudah siap panen memiliki beberapa kriteria.
Biasanya, buah tersebut sudah matang sepenuhnya. Hal ini dapat dikenali dengan
ciri-ciri seperti bijinya yang padat, berisi, dan ketika buah ditekan,
teksturnya terasa keras. Selain itu, warna buahnya cenderung menjadi hijau tua
atau merah keunguan.

Petani sering kali melakukan penyesuaian waktu panen berdasarkan
harga yang sedang tinggi. Mereka dapat memajukan atau mengundur waktu panen
beberapa hari untuk mengoptimalkan keuntungan. Proses panen dilakukan dengan
hati-hati, dengan cara memetik tangkai buah secara perlahan agar percabangan
dan calon bunga tidak patah atau rusak.

Buah cabai rawit dapat mulai dipanen setelah tanaman berumur
sekitar 2,5-3 bulan sejak bibit ditanam. Proses panen dapat berlangsung selama
6 bulan atau lebih. Tanaman cabai rawit memiliki umur maksimal sekitar 24
bulan. Selama periode panen tersebut, frekuensi panen dapat mencapai 15-18
kali.

Demikianlah langkah-langkah dalam budidaya tanaman cabai rawit,
semoga tulisan ini dapat menjadi panduan yang berguna bagi semuanya yang ingin
sukses dalam budidaya tanaman cabai rawit, baik sebagai usaha komersial maupun
sebagai kegiatan hobi. Dengan mengikuti teknik-teknik yang dijelaskan dalam
artikel ini, diharapkan pembaca dapat memperoleh hasil panen yang baik dan
meningkatkan produktivitas tanaman cabai rawit.

Related posts

Mengungkap Fakta di Balik Pupuk Ajaib yang Bikin Tanaman Tumbuh 3 Kali Lebih Cepat

Rumah Tani

Lamongan Tancap Gas Genjot Luas Tambah Tanam untuk Dukung Ketahanan Pangan Nasional

Rumah Tani

Optimasi Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Cabai melalui Prunning

Rumah Tani

Leave a Comment