Pertanian

Biologi, Siklus Hidup, dan Dampak Ganda Serangan Wereng Batang Coklat (WBC)

Biologi, Siklus Hidup, dan Dampak Ganda Serangan Wereng Batang Coklat (WBC)

Setelah melalui lima instar, nimfa berubah menjadi imago atau Wereng Batang Coklat dewasa. Serangga dewasa ini mulai aktif mencari pasangan dan bertelur, melanjutkan siklus kehidupan berikutnya. Dalam kondisi lingkungan yang optimal—yakni suhu antara 26–28°C dan kelembaban tinggi—seekor betina Wereng Batang Coklat mampu menghasilkan hingga 500 butir telur sepanjang hidupnya. Jika dihitung secara matematis, hanya dalam waktu tiga bulan, satu betina bisa menghasilkan keturunan hingga puluhan ribu individu baru. Tidak heran jika dalam waktu singkat, sawah yang sebelumnya tampak hijau bisa berubah menjadi lahan kering akibat ledakan populasi Wereng Batang Coklat.

Ledakan populasi Wereng Batang Coklat biasanya dipicu oleh faktor lingkungan dan kegiatan manusia. Pemupukan nitrogen berlebih membuat tanaman padi lebih hijau dan lunak, sehingga lebih disukai wereng. Selain itu, penggunaan pestisida secara sembarangan dapat membunuh musuh alami wereng, yang seharusnya berperan menekan populasinya secara alami. Oleh karena itu, pengendalian Wereng Batang Coklat tidak bisa hanya bergantung pada pestisida, tetapi juga harus memperhatikan keseimbangan ekosistem sawah.

Baca Juga : Bagaimana perubahan iklim menyebabkan peningkatan populasi kutu daun?

Mekanisme Kerusakan Ganda oleh Wereng Batang Coklat

Kerusakan yang ditimbulkan oleh Wereng Batang Coklat pada tanaman padi terbagi menjadi dua jenis utama: kerusakan langsung dan kerusakan tidak langsung. Keduanya saling berhubungan dan dapat memperparah satu sama lain, menyebabkan kerugian ekonomi yang besar bagi petani.

Kerusakan langsung disebabkan oleh aktivitas makan Wereng Batang Coklat yang mengisap cairan floem dari pangkal batang padi secara terus-menerus. Saat populasi masih sedikit, dampaknya mungkin tidak terlihat. Namun ketika jumlah Wereng Batang Coklat meningkat dan melewati ambang ekonomi, isapan masif mereka menyebabkan tanaman kehilangan cairan dan nutrisi penting. Daun padi mulai menguning, kemudian layu, dan akhirnya mengering seperti terbakar. Kondisi ini dikenal dengan istilah hopperburn. Bila tidak segera diatasi, seluruh petak sawah dapat mati hanya dalam hitungan hari.

Selain menyebabkan kerusakan fisik, Wereng Batang Coklat juga menimbulkan kerusakan tidak langsung yang lebih berbahaya, yaitu sebagai vektor penyakit virus tanaman padi. Ada dua jenis virus utama yang ditularkan oleh Wereng Batang Coklat, yaitu Rice Grassy Stunt Virus (RGSV) dan Rice Ragged Stunt Virus (RRSV). Kedua virus ini menyerang sistem pertumbuhan padi, menyebabkan tanaman menjadi kerdil, daun bergerigi, dan hasil panen turun drastis. Setelah mengisap tanaman yang terinfeksi, Wereng Batang Coklat akan membawa virus tersebut seumur hidupnya dan menularkannya ke setiap tanaman sehat yang dihisap.

Bahaya ganda dari Wereng Batang Coklat inilah yang menjadikannya musuh paling ditakuti di lahan padi. Dalam satu musim tanam, kerusakan akibat gabungan antara isapan langsung dan infeksi virus bisa menyebabkan penurunan hasil hingga 80 persen. Upaya pengendalian Wereng Batang Coklat harus mempertimbangkan kedua aspek ini secara bersamaan, bukan hanya membunuh serangga dewasa, tetapi juga memutus siklus penyebaran virus yang dibawanya.

Menghadapi Wereng Batang Coklat memerlukan pendekatan yang terpadu dan berkelanjutan. Penggunaan pestisida secara berlebihan justru bisa memperburuk keadaan karena membunuh musuh alami dan membuat wereng kebal terhadap bahan kimia. Solusi terbaik adalah melalui sistem pengendalian hama terpadu (PHT), yang menggabungkan penggunaan varietas tahan wereng, rotasi tanaman, pemupukan seimbang, serta konservasi predator alami. Dengan menjaga keseimbangan ekosistem sawah, populasi Wereng Batang Coklat dapat dikendalikan secara alami tanpa menimbulkan dampak lingkungan yang merugikan.

Selain itu, edukasi kepada petani sangat penting agar mereka memahami biologi dan perilaku Wereng Batang Coklat. Pengetahuan ini akan membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat, seperti kapan waktu pengamatan populasi dilakukan, kapan penyemprotan diperlukan, dan bagaimana menjaga musuh alami tetap hidup di sekitar lahan. Dengan pendekatan yang bijak dan berbasis pengetahuan, ancaman Wereng Batang Coklat dapat ditekan sehingga produksi padi nasional tetap terjaga.

Baca Informasi Lengkap Lainnya Seputar Dunia Pertanian Hanya di Buletin Pertanian Agrinow!

Related posts

Manfaat Tanaman Penutup Tanah dalam Mempertahankan Kesuburan dan Kestabilan Tanah

Editor

Mengapa Curah Hujan Tinggi Meningkatkan Risiko Penyakit Jamur pada Tanaman Hortikultura?

Rumah Tani

Inilah Alasan Kenapa Pertanian Adalah Investasi Masa Depan

Rumah Tani

1 comment

Mengenal Lebih Dekat Apa Itu Rice Grassy Stunt Virus (RGSV) 11 November 2025 at 00:05

[…] Biologi, Siklus Hidup, dan Dampak Ganda Serangan… […]

Reply

Leave a Comment