Pertanian

Ilmu Gejala Penyakit Tumbuhan: Memahami Tanda-Tanda Patologi dalam Dunia Fitopatologi

Baca Juga

Gejala Penyakit Tumbuhan: Menguak Tanda-tanda Patologi

Gejala penyakit tumbuhan adalah manifestasi fisik yang tampak pada tumbuhan dan disebabkan oleh aktivitas patogen atau faktor lain. Gejala dapat dilihat, diraba, dicium, atau dirasa. Penting untuk membedakan gejala patologi tumbuhan karena mereka memberikan petunjuk penting dalam penelitian fitopatologi.

1. Gejala Hiperplasia

Gejala hiperplasia adalah pertumbuhan luar biasa dari sel-sel tumbuhan, seperti perpanjangan atau pembesaran sel. Beberapa gejala hiperplasia termasuk keriting, kudis, intumesensi, tumefaksi, fasikulasi, dan proliferasi. Keriting, misalnya, adalah pembengkakan tunas atau penggulungan daun akibat pertumbuhan setempat. Kudis terdiri dari bercak-bercak kasar yang timbul akibat pertumbuhan berlebihan dari sel-sel epidermis dan jaringan di bawahnya. Intumesensi adalah gejala kekurangan zat makanan yang disebabkan oleh penggembungan sel-sel epidermis atau sub-epidermis akibat penumpukan air. Tumefaksi adalah pembengkakan akibat penumpukan bahan makanan yang berlebihan di bagian penting batang.

2. Gejala Hipoplasia

Gejala hipoplasia adalah pertumbuhan regresif dengan kekurangan sel-sel. Salah satu contoh gejala hipoplasia adalah kerdil, di mana tanaman tidak dapat mencapai ukuran yang normal.

3. Perubahan Warna

Perubahan warna adalah gejala yang mencakup berbagai tanda patologi. Daun dapat menguning karena kekurangan unsur hara seperti Fe dan P atau akibat serangan jamur, virus, bakteri, atau penyakit defisiensi. Bercak kuning bisa menjadi tanda genetik dalam tanaman atau disebabkan oleh virus dan jamur. Merah atau merah keungu-unguan pada tanaman dapat disebabkan oleh kekurangan fosfor. Bercak air terjadi ketika dinding sel mati dan menjadi permeable. Bercak seperti berlemak muncul pada buncis dan menyerupai bercak air.

4. Kekeringan atau Layu

Gejala penyakit tumbuhan lainnya adalah kekeringan atau layu. Ciri-ciri penyakit layu mencakup gugurnya daun, keringnya batang dan tunas, dan disfungsi akar. Layu dapat disebabkan oleh jamur, nematoda, larva serangga, atau faktor lingkungan seperti kekurangan air. Penyakit pembuluh yang menyebabkan penyumbatan pembuluh xylem juga dapat menyebabkan tanaman layu.

5. Nekrose

Nekrose adalah kondisi kematian jaringan tumbuhan. Bercak nekrose pada awalnya berwarna kuning dan kemudian berubah menjadi coklat atau hitam. Bercak ini bisa disebabkan oleh jamur, virus, bakteri, defisiensi nutrisi, atau serangga. Terdapat berbagai jenis bercak nekrose, termasuk bercak-bercak hangus yang disebabkan oleh suhu yang terlalu tinggi, bercak-bercak air yang terjadi karena dinding sel mati dan menjadi permeable, serta bercak seperti berlemak yang terjadi ketika sel-sel dalam jaringan mati dan air masuk ke dalam ruang di antara sel-sel.

6. Sekresi

Gejala sekresi terjadi ketika tanaman mengeluarkan zat cair atau lendir sebagai respons terhadap tekanan lingkungan atau serangan patogen. Sekresi dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman, dan seringkali terkait dengan respons pertahanan tumbuhan terhadap patogen.

7. Tumbuhnya Jamur pada Permukaan dan Dalam Jaringan Tumbuhan

Gejala ini mencakup pertumbuhan jamur pada permukaan dan dalam jaringan tumbuhan. Beberapa contoh gejala ini adalah penyakit tepung yang ditandai oleh hifa-hifa yang tumbuh pada permukaan tumbuhan, downy mildew yang menghasilkan lapisan putih keabu-abuan pada daun, dan sooty mildew yang ditandai oleh hifa-hifa berwarna hitam yang menutup epidermis daun.

8. Kerusakan oleh Serangga atau Binatang Lain

Gejala terakhir adalah kerusakan yang disebabkan oleh serangga atau binatang lain. Serangga seperti rayap, larva Coleoptera, dan larva Tipulidae dapat merusak tumbuhan dengan menggerek batang atau menyebabkan layu. Beberapa penyakit tumbuhan juga disebabkan oleh serangga yang berperan sebagai vektor penyakit.

Dalam dunia fitopatologi, pemahaman gejala penyakit tumbuhan adalah langkah awal yang penting dalam mengidentifikasi, mengendalikan, dan mencegah penyakit tumbuhan. Gejala yang tampak pada tumbuhan memberikan petunjuk berharga tentang sumber penyakit dan dampaknya pada pertanian dan ekosistem. Dengan memahami gejala-gejala ini, kita dapat mengambil tindakan yang tepat untuk melindungi tanaman dan menjaga keberlanjutan pertanian.

Refrensi

Daftar Pustaka :

Sastrahidayat, I. R. (2011). Fitopatologi: Ilmu Penyakit Tumbuhan. Universitas Brawijaya Press.

Sastrahidayat, I. R., dan Djauhari, S. (2012). Teknik Penelitian Fitopatologi (Penyakit Tumbuhan). Universitas Brawijaya Press.

Dinata, G. F., Mahanani, A. U., Soelistijono, R., Sada, M., Khoirotin, N., Lahati, B. K., … dan Tuhuteru, S. (2023). FITOPATOLOGI: Menuju Pertanian Berkelanjutan. TOHAR MEDIA.

Roeswitawati, D., dan Sukorini, H. (2022). Penyakit Tumbuhan (Vol. 1). UMMPress.

Sastrahidayat, I. R. (2017). Penyakit Tumbuhan yang disebabkan oleh Jamur. Universitas Brawijaya Press.

Related posts

Selada (Lactuca sativa L.)

Editor

11 Rekomendasi Tanaman Hias Indoor untuk Membuat Ruangan Anda Tampak Lebih Hidup

Editor

Tentang Kami

Rumah Tani

Leave a Comment