Pertanian

Klasifikasi Filum dan Ordo Yang Berpotesi Sebagai Hama

Klasifikasi Filum dan Ordo Yang Berpotesi Sebagai Hama

Rumah Tani, Hama Tanaman – Dalam dunia pertanian dan lingkungan, pemahaman tentang klasifikasi filum dan ordo yang memiliki potensi sebagai hama menjadi hal yang sangat penting. Filum-filum tertentu, seperti Arthropoda, menjadi fokus utama karena anggotanya seringkali menjadi sumber masalah dalam berbagai konteks. Pengetahuan yang mendalam tentang klasifikasi filum ini dapat membantu para ahli pertanian dan lingkungan dalam mengidentifikasi dan mengendalikan hama dengan lebih efektif.

Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa filum dan ordo yang seringkali diidentifikasi sebagai penyebab kerusakan pada tanaman, hewan, atau bahkan kesehatan manusia. Dengan memahami karakteristik dan perilaku hama-hama ini, diharapkan kita dapat mengembangkan strategi pengendalian yang lebih terarah dan berkelanjutan untuk menjaga keberlangsungan ekosistem pertanian dan lingkungan secara keseluruhan.

Baca Juga : Memahami Teknik Pencampuran Pestisida

Filum Arthropoda

Filum Arthropoda merupakan salah satu filum dalam dunia hewan yang memiliki peran penting sebagai hama dalam berbagai konteks. Kelas Arachnida, yang merupakan subkelas dari Arthropoda, serta kelas Insecta, menjadi anggota filum ini yang seringkali menjadi sumber masalah dalam pertanian dan lingkungan lainnya. Dalam kelas Insecta, terdapat enam ordo yang memiliki potensi besar sebagai hama, di antaranya adalah Orthoptera, Hemiptera, Coleoptera, Lepidoptera, Diptera, dan Thysanoptera. Setiap ordo ini memiliki karakteristik dan perilaku yang berbeda, tetapi semuanya memiliki kemampuan untuk menyebabkan kerusakan pada tanaman, hewan, atau bahkan kesehatan manusia. Misalnya, ordo Hemiptera yang dikenal sebagai serangga penghisap memiliki kemampuan untuk menyerap sari makanan dari tanaman, sementara ordo Diptera yang mencakup lalat dan nyamuk dapat menjadi vektor penyakit yang berbahaya bagi manusia dan hewan.

Di samping kelas Insecta, kelas Arachnida juga memiliki peran yang signifikan sebagai hama. Subkelas Acari dalam kelas Arachnida menjadi fokus utama, di mana sebagian besar anggotanya berperan sebagai herbivora. Acari ini sering ditemukan pada tanaman dan tanah, di mana mereka dapat menyebabkan kerusakan langsung dengan menghisap sari makanan dari tanaman atau tanah, atau secara tidak langsung sebagai vektor penyakit. Contohnya, tungau laba-laba (Acari: Acariformes) dapat menginfeksi tanaman dengan penyakit seperti penyakit layu dan embun tepung, yang berdampak pada produktivitas tanaman.

Baca Juga : 13 Jenis Formulasi Pestisida Yang Wajib Diketahui

Ordo Orthoptera (Bangsa Belalang)

Ordo Orthoptera, yang juga dikenal sebagai bangsa belalang, memiliki anggota yang memiliki peran yang beragam dalam ekosistem. Sebagian besar dari mereka tercatat sebagai pemakan tumbuhan, namun tidak sedikit yang berperan sebagai predator terhadap serangga lain dalam lingkungan mereka. Ciri khas dari anggota ordo ini adalah memiliki dua pasang sayap. Sayap depan cenderung lebih sempit daripada sayap belakang, dan biasanya memiliki vena-vena yang lebih menebal atau mengeras yang disebut tegmina. Di sisi lain, sayap belakang cenderung lebih membranus dan melebar, seringkali dengan vena-vena yang teratur. Ketika dalam keadaan istirahat, sayap belakang akan dilipat di bawah sayap depan, memberikan perlindungan tambahan.

Contoh-contoh serangga ordo Orthoptera
Contoh-contoh serangga ordo Orthoptera

Selain ciri-ciri morfologis yang khas, ordo Orthoptera juga dikenal dengan pola metamorfosisnya yang disebut tidak sempurna atau paurometabola. Ini berarti bahwa siklus hidup mereka meliputi tiga fase: telur, nimfa, dan imago. Tahapan telur adalah saat ketika mereka berkembang dari telur yang diletakkan oleh induk mereka. Setelah menetas dari telur, mereka berada dalam tahap nimfa, di mana mereka memiliki penampilan mirip dengan orang dewasa namun masih tidak memiliki sayap yang sepenuhnya berkembang. Kemudian, setelah beberapa molting atau pergantian kulit, mereka mencapai tahap dewasa atau imago, di mana mereka memiliki sayap yang sepenuhnya berkembang dan kemampuan untuk berkembang biak.

Dalam konteks pertanian dan ekologi, beberapa anggota Ordo Orthoptera dikenal sebagai hama yang dapat merusak tanaman pertanian. Beberapa contohnya meliputi Oxya chinensis, yang juga dikenal sebagai belalang hijau, serta Locusta migratoria yang terkenal sebagai belalang kembara. Meskipun demikian, beberapa spesies Orthoptera juga memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dengan memakan serangga-serangga lain yang dianggap sebagai hama.

Baca Juga : Herbisida Selektif vs Non-Selektif: Pengertian, Cara Kerja, dan Contoh

Ordo Hemiptera (Bangsa Kepik dan Kutu Daun)

Ordo Hemiptera, yang dikenal sebagai bangsa kepik dan kutu daun, memiliki keanggotaan yang cukup besar dan beragam perannya dalam ekosistem. Mayoritas anggotanya adalah pemakan tumbuhan, baik dalam tahap nimfa maupun dewasa (imago). Ordo Hemiptera dibagi menjadi beberapa kelompok utama, termasuk kepik (Heteroptera), kutu (Sternorryncha), dan wereng (Auchenorryncha). Seluruh anggota ordo Hemiptera mengalami metamorfosis tidak sempurna, yang berarti siklus hidupnya dimulai dari telur, kemudian menjadi nimfa, dan akhirnya mencapai tahap dewasa atau imago.

Contoh-contoh serangga ordo Hemiptera kelompok Heteroptera
Contoh-contoh serangga ordo Hemiptera kelompok Heteroptera

Kepik, salah satu kelompok utama dalam ordo Hemiptera, umumnya bersifat sebagai herbivora, memakan tumbuhan sebagai sumber makanan utama mereka. Namun, ada juga beberapa jenis kepik yang memiliki perilaku predator, menghisap cairan tubuh serangga lain. Kepik biasanya memiliki dua pasang sayap, meskipun ada beberapa spesies yang tidak memiliki sayap sama sekali. Sayap depan kepik biasanya memiliki bagian pangkal (basal) yang menebal dan ujung yang membranus, membentuk struktur yang disebut Hemelytra. Sayap belakangnya biasanya lebih pendek dan membranus. Pada bagian kepala kepik, terdapat sepasang antena, mata facet, dan occeli yang membantu dalam pengenalan lingkungan dan aktivitas mereka.

Kelompok wereng dan bangsa kutu, yang merupakan bagian dari ordo Hemiptera, secara umum memiliki perilaku sebagai pemakan tumbuhan. Perbedaan utama antara kelompok ini dengan kelompok kepik terletak pada morfologi sayap depan dan tempat pemunculan rostum, struktur alat makan serangga. Sayap depan pada wereng dan bangsa kutu memiliki tekstur yang seragam, dapat bersifat keras atau membranus, sementara sayap belakang cenderung bersifat membranus. Ketika beristirahat, sayap serangga dalam kelompok wereng dan bangsa kutu membentuk pola menyerupai atap. Alat mulut mereka juga memiliki tipe penusuk-penghisap, dengan rostum yang muncul dari bagian posterior kepala.

Contoh-contoh serangga ordo Hemiptera kelompok Sternorryncha
Contoh-contoh serangga ordo Hemiptera kelompok Sternorryncha

Baca Juga : Mengenal Pengertian Serta Jenis Insektisida dan Akarisida

Dalam kelompok wereng, semua spesies imago biasanya memiliki sayap yang berkembang dengan baik. Namun, pada bangsa kutu, mayoritas individu, terutama betina, cenderung tidak memiliki sayap pada fase imago mereka. Hal ini menunjukkan variasi yang cukup signifikan dalam morfologi antara anggota kedua kelompok ini. Perbedaan ini juga tercermin dalam contoh-contoh spesies yang terdapat dalam ordo Hemiptera.

Contoh-contoh serangga dari ordo Hemiptera termasuk dalam tiga kelompok utama: Heteroptera, Auchenorryncha (wereng), dan Sternorryncha (bangsa kutu). Dalam kelompok Heteroptera, beberapa contoh meliputi Nezara viridula atau kepik hijau, Leptocorisa acuta yang juga dikenal sebagai walang sangit, dan Riptortus linearis yang merupakan kepik pengisap polong.

Contoh-contoh serangga ordo Hemiptera kelompok Auchenorryncha
Contoh-contoh serangga ordo Hemiptera kelompok Auchenorryncha

Dalam kelompok Auchenorryncha atau wereng, beberapa contoh yang dikenal antara lain adalah Nilaparvata lugens atau wereng batang coklat, Nephotettix virescens yang dikenal sebagai wereng hijau, dan Empoasca vittis yang dikenal sebagai wereng pucuk. Sedangkan dalam kelompok Sternorryncha atau bangsa kutu, beberapa contoh meliputi Aphis craccivora yang merupakan kutu daun kedelai, Bemisia tabaci yang dikenal sebagai kutu kebul, dan Toxoptera aurantii yang merupakan kutu daun jeruk. Dengan memahami perbedaan dan karakteristik masing-masing kelompok serta contoh spesiesnya, kita dapat lebih efektif dalam mengidentifikasi, mengelola, dan mengendalikan populasi serangga yang ada dalam ordo Hemiptera ini.

Baca Juga : Pembahasan Lengkap Mengenai Pengelompokan Pestisida

Ordo Coleoptera (Bangsa Kumbang)

Ordo Coleoptera, yang dikenal sebagai bangsa kumbang, memiliki anggota yang memiliki peran yang beragam dalam ekosistem, termasuk beberapa yang dianggap sebagai hama tanaman dan yang lainnya sebagai predator bagi serangga lain. Salah satu ciri khas dari anggota ordo ini adalah struktur sayap mereka, yang terdiri dari dua pasang.

Sayap depan pada kumbang mengeras dan menebal, dan sering kali tidak memiliki vena sayap seperti pada kebanyakan serangga lainnya. Sayap depan ini disebut elytra, dan ketika kumbang dalam keadaan istirahat, elytra terlihat seperti terbagi menjadi dua bagian, terbelah tepat di tengah-tengah bagian dorsal tubuhnya. Di sisi lain, sayap belakang pada kumbang umumnya bersifat membranus, dan saat istirahat, mereka akan dilipat di bawah sayap depan.

Contoh-contoh serangga ordo Coleoptera
Contoh-contoh serangga ordo Coleoptera

Alat mulut kumbang bertipe penggigit-pengunyah, dengan mandibula yang biasanya berkembang dengan baik untuk membantu mereka dalam makanan dan aktivitas sehari-hari. Seluruh anggota ordo Coleoptera mengalami metamorfosis sempurna atau holometabola, yang berarti siklus hidup mereka melibatkan empat tahap: telur, larva, pupa, dan imago. Tahap larva seringkali merupakan tahap di mana kumbang memiliki pola makan yang paling merusak bagi tanaman atau materi organik yang mereka infestasi.

Sebagai hama tanaman, beberapa contoh kumbang yang termasuk dalam ordo Coleoptera mencakup Epilachna sparsa atau kumbang koksi, Phyllotreta striolata yang dikenal sebagai kumbang kutu sawi, dan Hypothenemus hampei serta Xylosandrus compactus yang merupakan penggerek buah dan ranting kopi.

Baca Juga : Mengenal Pestisida dan Ruang Lingkupnya

Di sisi lain, dalam kategori hama pascapanen, kumbang seperti Sitophilus oryzae atau rice weevil, Rhyzoperta dominica yang dikenal sebagai lesser grain borer, dan Callosobruchus maculatus atau cowpea weevil, termasuk dalam daftar yang merugikan hasil panen dan menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan. Dengan memahami lebih dalam tentang perilaku, morfologi, dan siklus hidup kumbang dalam ordo Coleoptera, langkah-langkah pengendalian hama yang lebih efektif dapat dirancang dan diterapkan untuk melindungi tanaman dan hasil panen.

Ordo Lepidoptera

Ordo Lepidoptera, yang terdiri dari kupu-kupu dan ngengat, merupakan salah satu ordo serangga yang memiliki siklus hidup yang sangat terstruktur, dikenal sebagai metamorfosis sempurna atau holometabola. Siklus hidup ini terdiri dari empat fase utama: telur, larva (atau ulat), pupa, dan imago. Pada umumnya, fase larva adalah yang paling potensial menjadi hama, meskipun beberapa di antaranya juga memiliki peran sebagai predator dalam ekosistem. Serangga dewasa biasanya memakan atau mengisap madu atau nektar sebagai sumber makanan utama, tetapi ada juga yang menjadi hama dalam berbagai konteks.

Ciri khas dari anggota ordo Lepidoptera adalah sayapnya yang terdiri dari dua pasang. Sayap-sayap ini bersifat membranus dan tertutup oleh sisik-sisik yang berwarna-warni, memberikan mereka penampilan yang khas dan menarik. Pada kepala serangga, terdapat alat mulut yang bertipe pengisap, yang digunakan oleh serangga dewasa untuk mengambil cairan makanan. Namun, larva atau ulat dari ordo ini memiliki alat mulut yang berbeda, yaitu bertipe penggigit, yang digunakan untuk mengunyah daun atau makanan lainnya.

Contoh-contoh serangga ordo Lepidoptera (kiri imago, kanan larva)
Contoh-contoh serangga ordo Lepidoptera (kiri imago, kanan larva)

Ketika serangga dewasa, alat mulut mereka berupa proboscis, sebuah tabung panjang yang digunakan untuk mengisap cairan makanan. Serangga dewasa dari ordo Lepidoptera terkenal dengan nama kupu-kupu dan ngengat, seringkali dikenal karena keindahan dan keanggunannya.

Beberapa contoh hama yang termasuk dalam ordo Lepidoptera mencakup spesies yang menyebabkan kerusakan serius pada tanaman, baik di lapangan maupun pada fase pascapanen. Contohnya termasuk Scirpophaga innotata dan Scirpophaga incertulas, yang merupakan penggerek batang padi, serta Spodoptera frugiperda, yang dikenal sebagai ulat grayak jagung, dan Helicoverpa armigera, yang merupakan penggerek tongkol jagung.

Related posts

14 Jenis Anggrek Yang Paling Populer Di Dunia

Editor

Memahami Arti Penting Ketahanan Pangan sebagai Fondasi Utama Pembangunan Berkelanjutan

Editor

Memahami Konsep Pertanian Bekelanjutan

Editor

2 comments

Macam Tipe Alat Mulut Hama 3 Mei 2025 at 10:53

[…] Baca Juga : Klasifikasi Filum dan Ordo Yang Berpotesi Sebagai Hama […]

Reply
Menerapkan Konsep Tepat dalam Penggunaan Pestisida 3 Mei 2025 at 11:08

[…] Baca Juga : Klasifikasi Filum dan Ordo Yang Berpotesi Sebagai Hama […]

Reply

Leave a Comment