Kehutanan

Menganal Hutan Mangrove

1. Mangrove Terbuka

Mangrove terbuka adalah yang pertama dalam daftar ini. Mereka tumbuh di wilayah yang langsung berhadapan dengan laut. Salah satu jenis mangrove yang termasuk dalam kategori ini adalah Avicennia marina. Mangrove jenis ini memiliki peran penting dalam melindungi pantai dari abrasi laut, memitigasi dampak badai, dan menjadi tempat tinggal bagi berbagai spesies hewan laut. Mangrove terbuka adalah garda terdepan dalam menjaga ekosistem pesisir.

2. Mangrove Tengah

Berikutnya adalah mangrove tengah, yang berada di belakang zona terbuka. Rhizophora adalah salah satu jenis mangrove yang mendominasi wilayah ini. Mangrove ini membantu menjaga kualitas air dengan menyaring sedimen dan polutan sebelum mencapai lautan. Selain itu, akarnya yang menjulang membentuk tempat perlindungan bagi ikan-ikan kecil, menjadikannya tempat yang subur untuk reproduksi.

3. Mangrove Payau

Mangrove payau terletak di wilayah yang berbatasan dengan sungai berair payau hingga air tawar. Di lokasi ini, Anda akan sering menemui mangrove yang didominasi oleh Nypa atau Sonneratia. Keberadaan mereka membantu mengendalikan salinitas air, yang sangat penting bagi berbagai spesies ikan dan hewan lain yang hidup di antara peralihan air tawar dan air laut. Selain itu, mangrove payau sering kali menjadi tempat bersarang bagi berbagai jenis burung.

4. Mangrove Daratan

Terakhir, namun tidak kalah pentingnya, adalah mangrove daratan. Mangrove ini terletak di zona perairan payau atau hampir tawar, di belakang jalur hijau mangrove yang utama. Di sini, kita menemui kekayaan yang luar biasa dengan beragam jenis seperti Ficus microcarpus (F. retusa), Intsia bijuga, Nypa fruticans, Lumnitzera racemosa, Pandanus sp., dan Xylocarpus moluccensis. Mangrove daratan menyediakan habitat yang subur bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan, termasuk berbagai jenis kepiting dan reptil.

zonasi mangrove

Zonasi mangrove

Karakteristik Abiotik dan Lingkungan Mangrove

Untuk memahami kondisi dan lingkungan di mana mangrove tumbuh, kita perlu memahami tiga komponen utama yang mengaturnya, yaitu geofisika, geomorfik, dan biologis (Thom, 1982 dalam Knox, 2000). Dalam konteks ini, Hutabarat et al. (2009), Dahuri et al. (2008), Bengen, dan Dutton (2004) mengidentifikasi beberapa parameter lingkungan utama yang sangat memengaruhi kelangsungan hidup dan pertumbuhan mangrove:

1. Suplai Air Tawar dan Salinitas

Salah satu karakteristik penting dari habitat mangrove adalah ketersediaan suplai air tawar yang cukup, yang biasanya berasal dari sungai, mata air, dan air tanah. Tingkat salinitas air ini dibagi menjadi beberapa kategori, seperti oligohalin, mesohalin, dan polyhalin, yang bergantung pada kandungan garam dalam air (Bengen dan Dutton, 2004). Perubahan dalam suplai air tawar dan tingkat salinitas memiliki dampak signifikan pada ekosistem mangrove.

2. Pasokan Nutrien

Pasokan nutrien yang diperlukan oleh mangrove tidak hanya diproduksi oleh ekosistem mangrove itu sendiri tetapi juga disuplai oleh sungai dan laut (Bengen dan Dutton, 2004). Nutrien ini sangat penting bagi pertumbuhan dan kelangsungan hidup mangrove. Faktor-faktor seperti frekuensi genangan oleh air asin atau air tawar dan dinamika sirkulasi internal berperan dalam pengaturan konsentrasi nutrien yang optimal.

3. Substrat

Vegetasi mangrove umumnya tumbuh di tanah lumpur, tetapi beberapa spesies juga dapat tumbuh di tanah berpasir, koral, berkerikil, dan gambut (Kusmana et al., 2008). Sifat tanah mangrove dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk faktor fisik, fisik-kimia, dan biotik. Proses-proses ini memengaruhi komposisi tanah mangrove yang tersusun atas pasir, lumpur, dan tanah liat.

4. Oksigen Terlarut

Kehadiran oksigen terlarut dalam air sangat penting bagi tumbuhan dan hewan yang hidup di ekosistem mangrove. Tanah mangrove cenderung selalu jenuh air, sehingga kadang-kadang memiliki kadar oksigen terlarut yang rendah. Tumbuhan mangrove, seperti Aegialitis spp. dan Sonneratia spp., telah beradaptasi dengan mengembangkan pneumatofora untuk mendapatkan oksigen tambahan. Konsentrasi oksigen terlarut bervariasi sepanjang waktu dan dipengaruhi oleh berbagai faktor.

5. Pasang-surut Air Laut

Pasang surut air laut memainkan peran penting dalam mengatur salinitas dan kondisi lingkungan mangrove. Rentang pasang surut dapat memengaruhi struktur perakaran mangrove dan distribusi vertikal spesies mangrove. Ekosistem mangrove yang berada dalam daerah pasang harian memiliki karakteristik yang berbeda dari daerah pasang semi-diurnal atau pasang campuran.

Menggali lebih dalam tentang karakteristik abiotik dan lingkungan ini membantu kita memahami kompleksitas ekosistem mangrove dan mengapresiasi peran mereka dalam menjaga keseimbangan lingkungan pesisir. Selain itu, pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor ini juga penting dalam upaya konservasi dan pengelolaan ekosistem mangrove yang semakin terancam.

Refrensi

Daftar Pustaka :

Macnae, W. (1971). Mangroves on Aldabra. Philosophical Transactions of the Royal Society of London. B, Biological Sciences, 260(836), 237-247.

Ricklefs, R. E., dan Latham, R. E. (1993). Global patterns of diversity in mangrove floras. Species diversity in ecological communities: historical and geographical perspectives. University of Chicago Press, Chicago, 215-229.

Soerianegara, I. (1987). Masalah penentuan batas lebar jalur hijau hutan mangrove. In Prosiding Seminar III Ekosistem Mangrove. Jakarta (ID).

Ellison, A. M., Farnsworth, E. J., dan Merkt, R. E. (1999). Origins of mangrove ecosystems and the mangrove biodiversity anomaly. Global Ecology and Biogeography, 8(2), 95-115.

Dharmawan, I. W. E., dan Pramudji, S. (2017). Panduan Pemantauan Komunitas Mangrove. Pusat Penelitian Oseanografi LIPI. Jakarta.

Related posts

Pohon Terompet Bakau (Dolichandrone spathacea)

Rumah Tani

Gigi Gajah (Aegiceras corniculatum (L.) Blanco)

Editor

Batang Tanaman Cabai Berkayu atau Tidak?

Rumah Tani

Leave a Comment