Rumah Tani, Perubahan Iklim – Hai, teman-teman! Pernah nggak sih kalian berpikir, bagaimana caranya bumi ini tetap “sejuk” di tengah banyaknya aktivitas manusia yang memicu pemanasan global? Salah satu jawabannya ada pada hutan.
Yup, hutan bukan cuma tempat yang indah dan menenangkan, tapi juga punya peran super penting dalam menjaga stabilitas bumi dari dampak perubahan iklim. Tanpa hutan, perubahan iklim bisa semakin parah dan sulit dikendalikan. Jadi, bisa dibilang hutan itu seperti perisai alami kita terhadap naiknya suhu bumi.
Perubahan iklim terjadi ketika keseimbangan alam terganggu, terutama akibat meningkatnya gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO2) di atmosfer. Nah, di sinilah hutan menunjukkan kekuatannya. Hutan berfungsi sebagai penyerap karbon atau carbon sink.
Lewat proses fotosintesis, pohon-pohon di hutan “menghirup” CO2 dari udara dan menyimpannya dalam bentuk biomassa—batang, daun, akar, dan bahkan tanah. Jadi, semakin banyak hutan, semakin banyak karbon yang bisa diserap, dan ini jelas membantu memperlambat perubahan iklim.
Namun, sayangnya perubahan iklim juga menjadi ancaman serius bagi hutan. Seperti hubungan dua sahabat, hutan dan perubahan iklim saling memengaruhi satu sama lain. Ketika suhu global naik, hutan menjadi lebih rentan terhadap kekeringan, kebakaran, serangan hama, dan berbagai bencana alam. Maka dari itu, melindungi hutan bukan hanya tentang menjaga pepohonan tetap tumbuh, tapi juga tentang mengurangi dampak perubahan iklim secara keseluruhan.
Hutan, Penyerap Karbon yang Efektif
Bayangkan hutan sebagai paru-paru raksasa yang bekerja 24 jam nonstop untuk membersihkan udara kita dari karbon dioksida. Saat pohon tumbuh, mereka menyerap CO2 dari atmosfer dan mengubahnya menjadi energi untuk hidup.
Proses ini tidak hanya membuat pohon tumbuh lebih besar dan kuat, tapi juga mengurangi jumlah gas rumah kaca di udara, yang merupakan pemicu utama perubahan iklim.
Setiap pohon adalah penyimpan karbon. Semakin tua dan besar pohon itu, semakin banyak karbon yang bisa disimpannya. Bahkan tanah di bawah hutan juga menyimpan karbon dalam jumlah besar.
Hutan hujan tropis seperti yang ada di Indonesia punya potensi luar biasa dalam menyerap karbon dan memperlambat perubahan iklim. Tapi kalau hutan ditebang atau terbakar, karbon yang tadinya tersimpan akan dilepaskan kembali ke atmosfer, dan ini memperparah perubahan iklim.
Fakta ini menunjukkan bahwa menjaga kelestarian hutan adalah salah satu solusi paling efektif dalam menghadapi perubahan iklim. Kita nggak perlu teknologi canggih untuk menyerap karbon—alam sudah menyediakan alatnya lewat hutan. Oleh karena itu, menjaga hutan tetap sehat dan lestari adalah langkah nyata yang harus kita ambil bersama-sama agar dampak perubahan iklim bisa ditekan.
Ketika Perubahan Iklim Menyerang Hutan
Meski hutan membantu mengurangi perubahan iklim, ironisnya perubahan iklim juga menjadi ancaman terbesar bagi hutan itu sendiri. Salah satu dampak paling terlihat adalah meningkatnya frekuensi kebakaran hutan.
Ketika suhu meningkat dan curah hujan menurun, kondisi hutan menjadi sangat kering dan mudah terbakar. Kebakaran hutan ini tidak hanya menghancurkan vegetasi, tetapi juga melepaskan kembali karbon yang tersimpan, mempercepat perubahan iklim.
Tak hanya itu, perubahan iklim juga memicu serangan hama dan penyakit. Pohon yang sebelumnya sehat bisa menjadi stres karena perubahan suhu dan kelembaban, membuatnya lebih rentan terhadap serangan hama.
Akibatnya, banyak pohon mati secara massal, dan fungsi hutan sebagai penyerap karbon pun berkurang drastis. Ini tentu saja memperburuk kondisi perubahan iklim karena karbon yang harusnya diserap, malah dibiarkan melayang bebas di udara.
Selain itu, pola pertumbuhan pohon juga berubah karena perubahan iklim. Beberapa jenis pohon tidak bisa bertahan dalam kondisi suhu baru atau curah hujan yang tidak stabil. Hal ini menyebabkan perubahan komposisi hutan dan bisa menurunkan biodiversitas.
Tanpa keanekaragaman hayati, hutan jadi kurang tahan terhadap gangguan dan kehilangan fungsinya sebagai pelindung alami terhadap perubahan iklim.