Pertanian

Teknik Pembuatan Media Kultur Jaringan

Teknik Pembuatan Media Kultur Jaringan

Rumah Tani, Media Kultur JaringanDalam dunia bioteknologi pertanian, teknik kultur jaringan menjadi salah satu metode paling efektif untuk memperbanyak tanaman secara cepat dan bersih dari penyakit. Namun, keberhasilan teknik ini sangat bergantung pada kualitas media kultur jaringan yang digunakan.

Media ini menjadi sumber nutrisi utama bagi eksplan (bagian tanaman yang akan dikulturkan) agar bisa tumbuh dan berkembang optimal di lingkungan yang steril dan terkendali. Tak heran, pemahaman mendalam tentang bagaimana cara membuat media kultur jaringan yang tepat sangat penting bagi siapa pun yang ingin menggeluti bidang ini.

Dalam artikel ini, kita akan membahas secara rinci dan lengkap tahapan demi tahapan dalam pembuatan media kultur jaringan, mulai dari perhitungan kebutuhan media hingga proses sterilisasi, dengan bahasa yang mudah dipahami dan tentunya disertai dengan tips praktis.

Menentukan Kebutuhan Media Kultur Jaringan

Langkah pertama dalam pembuatan media kultur jaringan adalah menghitung kebutuhan bahan dan larutan stok yang akan digunakan dalam setiap tahapan kultur. Perhitungan ini tidak boleh asal, karena akan memengaruhi kelangsungan pertumbuhan tanaman di setiap fase. Kebutuhan media dibedakan menjadi dua: kebutuhan untuk setiap tahap kultur per waktu tertentu, dan kebutuhan total untuk seluruh kegiatan kultur jaringan dalam kurun waktu tertentu. Misalnya, jika dalam satu minggu dilakukan tahap inisiasi untuk 100 eksplan, maka jumlah media yang dibutuhkan harus cukup untuk 100 botol tanam, masing-masing berisi 20-25 ml media kultur jaringan.

Tahapan dalam kultur jaringan sendiri terdiri dari inisiasi kultur (penumbuhan awal eksplan), penggandaan propagul (yang bisa terjadi berkali-kali tergantung kecepatan tumbuhnya), dan pembesaran kultur hingga menjadi planlet siap tanam. Setiap tahap tersebut memerlukan komposisi dan volume media kultur jaringan yang bisa berbeda, tergantung jenis tanaman dan kebutuhan nutrisinya. Oleh karena itu, penting bagi praktisi kultur jaringan untuk membuat rencana kebutuhan bahan secara rinci sebelum proses produksi media kultur jaringan dilakukan.

Selain itu, dalam tahap ini kita juga menentukan kebutuhan larutan stok, yang mencakup unsur hara makro, mikro, vitamin, hormon pertumbuhan, dan komponen organik lain seperti gula dan mio-inositol. Semua komponen ini sangat berperan dalam kesuksesan media kultur jaringan yang akan digunakan di laboratorium. Perhitungan yang akurat akan meminimalkan pemborosan bahan dan memaksimalkan efisiensi kerja.

Proses Pencampuran Bahan Media Kultur Jaringan

Setelah mengetahui jumlah kebutuhan bahan, langkah selanjutnya adalah mencampur bahan-bahan untuk menghasilkan media kultur jaringan. Prosedur ini perlu dilakukan secara sistematis dan teliti agar semua komponen tercampur sempurna. Pencampuran biasanya dimulai dengan memasukkan sekitar 300 ml aquades ke dalam erlenmeyer berukuran 1 liter. Setelah itu, gula dilarutkan terlebih dahulu ke dalam aquades tersebut. Gula ini penting sebagai sumber energi utama bagi eksplan dalam media kultur jaringan.

Setelah gula larut, barulah mio-inositol ditambahkan dan diaduk sampai benar-benar homogen. Selanjutnya, larutan stok dari masing-masing unsur dimasukkan satu per satu. Perlu diingat, setiap bahan harus benar-benar larut sebelum bahan berikutnya ditambahkan. Hal ini penting untuk menghindari interaksi kimia yang tidak diinginkan dalam media kultur jaringan. Proses pencampuran ini menjadi sangat krusial karena jika tidak merata, bisa menyebabkan pertumbuhan eksplan menjadi tidak seragam.

Baca Juga : Mengenal Komposisi Media Tanam Kultur Jaringan

Setelah semua bahan tercampur dengan baik, larutan dipindahkan ke dalam labu takar atau gelas ukur untuk disesuaikan volumenya menjadi tepat 1 liter dengan menambahkan sisa aquades. Hasil akhir ini disebut sebagai media kultur jaringan siap pakai, yang kemudian akan melalui proses selanjutnya yaitu pengaturan pH dan pemanasan. Semua tahapan pencampuran ini harus dilakukan dalam kondisi steril atau minimal bersih, untuk menghindari kontaminasi awal pada media kultur jaringan.

Pengaturan pH Media Kultur Jaringan yang Tepat

pH menjadi salah satu faktor penting dalam keberhasilan pertumbuhan eksplan dalam media kultur jaringan. Nilai pH yang ideal biasanya berada di kisaran 5,6 hingga 5,8. Mengapa angka ini penting? Karena pH akan memengaruhi ketersediaan nutrisi dalam media dan aktivitas enzim dalam sel tanaman. Jika pH terlalu asam (di bawah 4), maka banyak unsur hara mikro menjadi tidak tersedia bagi tanaman. Sebaliknya, jika pH terlalu basa (di atas 6,5), maka sebagian besar unsur hara mikro akan mengalami pengendapan dan tidak bisa diserap oleh eksplan dalam media kultur jaringan.

Untuk menyesuaikan pH, kita bisa menggunakan larutan NaOH (untuk menaikkan pH) atau HCl (untuk menurunkan pH). Pengaturan ini dilakukan setelah semua bahan larut sempurna dalam larutan. Proses pengukuran pH bisa dilakukan menggunakan pH meter digital agar hasilnya akurat. Pastikan pH sudah sesuai sebelum media dipanaskan, karena pemanasan bisa sedikit memengaruhi nilai pH dari media kultur jaringan yang telah disiapkan.

Related posts

Mengenal Teknik Pemangkasan yang Tepat untuk Tanaman Buah

Editor

Kunyit, Obat Herbal dengan Segudang Manfaat

Rumah Tani

14 Jenis Anggrek Yang Paling Populer Di Dunia

Editor

Leave a Comment