Image by svklimkin from Pixabay
Rumah Tani – Bawang merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mungkin sering dianggap hanya sebagai pelengkap bumbu dapur, ternyata memiliki manfaat luar biasa yang mencakup bidang kesehatan dan gizi. Tanaman ini bukan hanya sekadar penambah cita rasa dalam masakan, tetapi juga telah lama digunakan sebagai obat tradisional dalam berbagai kondisi kesehatan.
Bawang merah dikenal sebagai salah satu rempah-rempah yang tak tergantikan dalam menyajikan hidangan. Masyarakat telah lama mengakui aroma khas yang dihasilkan oleh minyak atsiri yang terkandung dalam bawang merah, memberikan citarasa gurih yang lezat pada berbagai masakan. Bentuk daun yang panjang dan berongga, akar serabut, batang yang pendek, dan kemampuannya membentuk rumpun adalah ciri-ciri khas tanaman ini, membuatnya mudah diidentifikasi di kebun atau pasar. Seiring dengan kelezatan yang ditawarkannya, bawang merah juga memiliki peran penting dalam penyediaan nutrisi bagi tubuh.
Baca Juga : Hari Pohon Internasional: Mengenang Jasa Julius Sterling Morton dan Pentingnya Menanam Pohon
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Samadi dan Cahyono pada tahun 2005, ditemukan bahwa bawang merah mengandung berbagai komponen bioaktif yang memberikan manfaat kesehatan. Tanaman ini tidak hanya mengandung minyak atsiri yang menciptakan aroma khas, tetapi juga memiliki sifat antimikroba dan antiinflamasi. Oleh karena itu, bawang merah sering digunakan sebagai bahan dalam obat tradisional untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan, mulai dari demam, masuk angin, hingga disentri dan akibat gigitan serangga.
Selain sebagai bumbu masakan dan obat tradisional umum, bawang merah juga menunjukkan potensi dalam mengatasi diabetes melitus. Diabetes melitus, suatu kondisi di mana kadar gula darah tinggi, merupakan masalah kesehatan yang semakin umum di seluruh dunia. Studi yang dilakukan oleh Sunarjono pada tahun 2010 menemukan bahwa kandungan vitamin B-6 dan kalium dalam bawang merah dapat memberikan efek positif dalam mengelola kadar gula darah. Hal ini membuat bawang merah bukan hanya menjadi bahan penyedap, tetapi juga bahan yang bernilai dalam menjaga kesehatan bagi penderita diabetes.
Morfologi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)
Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang memiliki morfologi yang khas. Tanaman ini berbentuk rumput dengan batang pendek dan akar serabut. Tingginya dapat mencapai 15-20 cm, membentuk rumpun, dan memiliki daun pipa berukuran 50-70 cm. Daunnya berlubang, meruncing di ujungnya, dan berwarna hijau muda sampai hijau tua. Pangkal daun dapat berubah fungsi menjadi umbi lapis.
Bawang merah sendiri dapat diklasifikasikan sebagi berikut ini :
- Kingdom: Plantae
- Subkingdom: Tracheobionta
- Superdivisi: Spermatophyta
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Liliopsida
- Subkelas: Liliidae
- Ordo: Liliales
- Famili: Liliaceae
- Genus: Allium
- Spesies: Allium cepa var. aggregatum L.
Akar bawang merah tumbuh dangkal dan bercabang memencar, mencapai kedalaman 15-30 cm, dan menyebar di sekitar umbi. Batangnya memiliki diskus yang berfungsi sebagai batang sejati, tipis, dan pendek. Bagian atas diskus ini memiliki batang semu yang terdiri dari pelepah-pelepah daun dan batang semu yang berada di dalam tanah, berperan sebagai umbi lapis.
Daun bawang merah memiliki bentuk silindris kecil, mencapai panjang 50-70 cm, berlubang di bagian tengah, dan runcing di pangkalnya. Warna daun ini bervariasi dari hijau muda hingga hijau tua, dengan letak daun yang melekat pada tangkai yang relatif pendek.