Bunga bawang merah memiliki panjang antara 30-90 cm dengan ujung kuntum bunga yang menyerupai payung. Terdiri dari 5-6 helai daun bunga putih, 6 benang sari berwarna hijau hingga kekuning-kuningan, dan 1 putik beserta bakal buah yang berbentuk segitiga. Bunga ini termasuk dalam kategori bunga sempurna dan dapat melakukan penyerbukan sendiri.
Buah bawang merah berbentuk bulat dengan pangkal ujung yang tumpul, terbungkus biji sebanyak 2-3 butir. Biji ini berwarna bening hingga kecoklatan, agak pipih, dan kadang-kadang kehitaman. Morfologi lengkap bawang merah mencerminkan adaptasinya sebagai tanaman semusim yang efisien dalam menyerbuk dan berkembang biak.
Syarat Tumbuh Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)
Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah salah satu tanaman penting dalam pertanian, memiliki peranan signifikan dalam industri kuliner dan kesehatan. Untuk memastikan produksi yang optimal, pemahaman mendalam terkait syarat tumbuh bawang merah menjadi kunci keberhasilan bagi para petani. Dalam hal ini, faktor-faktor seperti iklim, tempat terbuka, intensitas sinar matahari, dan ketinggian tempat memainkan peran penting dalam menentukan kesuksesan budidaya.
Baca Juga
Berdasarkan penelitian dan pengamatan, bawang merah tumbuh dengan baik pada ketinggian 0-800 meter di atas permukaan laut. Meskipun tanaman ini mampu tumbuh hingga 1.100 meter di atas permukaan laut, ketinggian ideal untuk produksi terbaik adalah 0-800 meter. Ketinggian di atas batas tersebut dapat menghasilkan umbi yang lebih kecil dan kurang berkualitas. Hal ini sejalan dengan temuan Rukmana (2004) yang menekankan bahwa tanaman bawang merah cenderung memberikan hasil optimal pada tempat yang terbuka dan terpapar sinar matahari minimal 70%.
Namun, bukan hanya ketinggian yang menjadi faktor penentu. Keadaan iklim juga memainkan peran penting dalam pertumbuhan bawang merah. Daerah yang beriklim kering dengan suhu udara yang panas menjadi kondisi yang sangat diinginkan. Tanaman ini lebih suka tumbuh di lingkungan yang cerah dan tidak berkabut. Oleh karena itu, wilayah dengan intensitas cahaya matahari lebih dari 12 jam per hari sangat diutamakan. Temuan Wibowo (2007) menyoroti pentingnya sinar matahari yang cukup untuk memastikan kualitas dan kuantitas umbi yang dihasilkan.
Khususnya, bawang merah tumbuh lebih baik di daerah yang tidak terlindung, sehingga terpapar tiupan angin sepoi-sepoi. Angin ini tidak hanya memberikan efek positif terhadap laju fotosintesis tanaman tetapi juga mendukung pembentukan umbi yang optimal. Oleh karena itu, tempat-tempat yang terlindung, seperti lembah atau area yang cenderung berkabut, dapat menyebabkan pembentukan umbi yang kurang baik dan berukuran kecil (Wibowo, 2007).
Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah curah hujan. Tanaman bawang merah cenderung peka terhadap curah hujan yang tinggi. Meskipun dapat tumbuh di daerah dengan curah hujan yang bervariasi (300-2500 mm per tahun), intensitas hujan yang tinggi dapat menghambat pertumbuhan dan merusak kualitas umbi. Oleh karena itu, pemilihan lokasi budidaya yang memperhatikan aspek ini menjadi krusial.
Baca Juga : Kremah (Alternanthera Sessilis) Si Gulma Penambah Stamina
Menariknya, bawang merah merupakan tanaman yang termasuk dalam kategori “long day plant,” yang berarti tanaman ini memerlukan sinar matahari cukup panjang. Oleh karena itu, penyinaran matahari minimal 70% menjadi parameter kunci dalam memastikan pertumbuhan yang optimal. Sinergi antara intensitas cahaya matahari, suhu udara ideal (25-32°C), dan kelembaban nisbi (50-70%) menjadi landasan untuk pertumbuhan yang sehat dan menghasilkan hasil yang maksimal (Samadi dan Cahyono, 2005).
Dalam konteks ini, penting bagi petani bawang merah untuk mempertimbangkan dengan cermat lokasi budidaya mereka. Pemilihan lokasi yang memenuhi syarat-syarat tersebut dapat meningkatkan hasil panen secara signifikan. Oleh karena itu, informasi ini dapat dijadikan panduan bagi para petani bawang merah untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian mereka. Dengan memahami dengan baik syarat-syarat tumbuh bawang merah, para petani dapat mengoptimalkan potensi tanah dan iklim di daerah mereka, membawa dampak positif pada ekonomi lokal dan penyediaan bahan pangan bagi masyarakat.