BeritaPertanian

Rahasia Temulawak, Tanaman Asli Indonesia yang Mampu Mengatasi Berbagai Penyakit dan Masalah Kesehatan

Rahasia Temulawak, Tanaman Asli Indonesia yang Mampu Mengatasi Berbagai Penyakit dan Masalah Kesehatan

Rumah Tani – Temulawak, atau Curcuma xanthorrhiza, merupakan salah satu tanaman obat asli Indonesia yang termasuk dalam keluarga temu-temuan. Tanaman ini telah lama dikenal dan digunakan dalam industri obat sebagai bahan dasar pembuatan jamu, obat herbal terstandar, dan obat fitofarmaka. Keistimewaan temulawak bukan hanya sekadar popularitasnya, melainkan juga karena khasiatnya yang telah diakui mampu menyembuhkan berbagai jenis penyakit. 

Pada tahun 2004, pemerintah Indonesia melalui Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) mencanangkan Gerakan Nasional Minum Temulawak sebagai minuman kesehatan, setelah hasil survei menunjukkan bahwa temulawak memiliki khasiat dalam menyembuhkan 24 jenis penyakit. Tak heran, temulawak menjadi salah satu dari sepuluh jenis tanaman obat yang paling banyak digunakan dalam ramuan jamu.

Komponen Aktif dan Manfaat Temulawak

Khasiat temulawak tak lepas dari berbagai komponen aktif yang terkandung di dalamnya. Temulawak memiliki beragam manfaat kesehatan, mulai dari penambah nafsu makan, pereda nyeri lambung, obat sariawan, memperbanyak produksi Air Susu Ibu (ASI), hingga mengobati gangguan saat haid dan nifas. 

Baca Juga : Kunyit, Obat Herbal dengan Segudang Manfaat

Selain itu, temulawak juga digunakan untuk membersihkan wajah dari bakteri penyebab jerawat. Manfaat temulawak tidak hanya terbatas pada pengobatan tradisional, tetapi juga telah diakui dalam pengobatan modern. Temulawak memiliki sifat antihepatitis, antikarsinogenik, antimikroba, antioksidan, antihiperlipidemia, antiviral, antiinflamasi, dan detoksifikasi.

Senyawa bioaktif utama yang berkontribusi terhadap manfaat temulawak adalah kurkumin. Senyawa ini juga ditemukan pada kunyit dan jahe serta tanaman temu-temuan lainnya. Kurkumin memberikan karakter warna kuning pada temulawak dan kunyit. 

Dalam tepung temulawak, kandungan kurkumin berkisar antara 3-6%, sedangkan ekstrak temulawak memiliki kadar kurkumin yang lebih tinggi, yaitu antara 30-60%, tergantung pada proses ekstraksi dan pelarut yang digunakan. Selain kurkumin, temulawak juga mengandung xanthorrizol, senyawa yang memiliki aktivitas terhadap bakteri dan fungi patogen. Xanthorrizol juga berfungsi sebagai hepatoprotektor yang membantu penyembuhan penyakit liver dan mengurangi gejala hati berlemak.

Hasil uji in vitro menunjukkan bahwa kurkumin dari beberapa genus Curcuma, termasuk temulawak, memiliki aktivitas kuat sebagai senyawa antiviral terhadap virus penyebab hepatitis C (HCV). Kurkumin berinteraksi kuat dengan reseptor 4GAG, protein yang terlibat dalam infeksi virus hepatitis C, dan memiliki interaksi baik dengan reseptor protein lainnya yang memainkan peran penting dalam replikasi HCV.

Terkait penanganan Covid-19, penggunaan kurkumin baik secara tunggal maupun gabungan dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh sebagai imunomodulator. Penelitian telah membuktikan bahwa ekstrak etanol temulawak mampu meningkatkan sistem imun dengan memicu proliferasi sel.

Produk Berbasis Temulawak

Penggunaan rimpang temulawak paling banyak ditemukan pada produk minuman fungsional, seperti jamu atau minuman herbal lainnya, baik dalam bentuk rimpang segar, simplisia kering, maupun serbuk temulawak. Ekstrak dan serbuk temulawak juga sering ditambahkan pada produk olahan pangan seperti susu dan minuman lainnya. 

Baca Juga : Khasiat Jahe (Zingiber Officinale), Obat Tradisional dengan Segudang Manfaat Kesehatan

Namun, salah satu tantangan dalam penggunaan kurkumin sebagai komponen bioaktif adalah kelarutannya yang rendah dalam air, pH asam, serta bioavailabilitasnya yang rendah. Untuk mengatasi masalah ini, berbagai upaya telah dilakukan, termasuk mengolah kurkumin dalam bentuk emulsi dengan ukuran nano, serta penambahan surfaktan.

Penelitian BB Pascapanen menunjukkan bahwa nanoemulsi ekstrak temulawak (5-10% ekstrak temulawak) yang dihasilkan dengan proses emulsifikasi high energy (50-100 bar) memiliki ukuran droplet emulsi 150-220 nm dengan aktivitas antioksidan IC50 900-1200 ppm.

Hal ini menunjukkan bahwa nanoemulsi ekstrak temulawak memiliki aktivitas antioksidan yang lebih baik daripada ekstrak temulawak pada konsentrasi yang sama. Bentuk nanoemulsi ini dapat mengatasi berbagai kekurangan yang ditemukan pada minuman fungsional berbasis temulawak sebelumnya, seperti penggumpalan, pengendapan, pemisahan, dan ketidakstabilan fisik lainnya.

Dosis dan Efek Samping

Beberapa produk suplemen kesehatan menyajikan kurkumin dalam bentuk tepung temulawak dengan dosis 150-250 mg. Dosis harian yang diizinkan untuk kurkumin dalam bentuk ekstrak adalah 500-2000 mg. WHO telah menetapkan Acceptable Daily Intake (ADI) untuk kurkumin sebesar 0-3 mg per kg berat badan, sementara FDA telah menyatakan bahwa kurkumin aman digunakan. 

Uji klinis menunjukkan bahwa kurkumin memiliki toleransi dan keamanan yang baik, dengan dosis antara 4000 dan 8000 mg/hari, serta dosis hingga 12.000 mg/hari dengan konsentrasi 95% dari tiga kurkuminoid, yaitu kurkumin, bisdemetoksikurkumin, dan desmetoksikurkumin.

Related posts

Padi Varietas Inpari 30 Ciherang Sub 1, Solusi Lahan Tergenang Banjir

Rumah Tani

Cara Membuat Pupuk Organik Cair JADAM Mikroorganisme

Editor

Peran Teknologi AI dalam Pengembangan Drone dan Sensor di Bidang Pertanian

Editor

1 comment

Kenali Manfaat dan Cara Konsumsi Teh Daun Gambir 29 April 2025 at 11:17

[…] Rahasia Temulawak, Tanaman Asli Indonesia yang Mampu… […]

Reply

Leave a Comment