Salah satu metode yang efektif adalah membuat embung atau sumur resapan untuk menampung air hujan. Selain itu, penggunaan mulsa dari jerami atau daun-daunan kering di permukaan tanah akan membantu mengurangi penguapan dan menjaga kelembaban tanah pada lahan tandus yang rentan kering.
Langkah selanjutnya adalah memperkaya kandungan bahan organik di dalam tanah. Lahan tandus bisa dipulihkan dengan menambahkan kompos, pupuk kandang, atau pupuk hijau seperti daun tanaman leguminosae.
Selain itu, penerapan pupuk organik cair dan biochar juga dapat membantu memperbaiki struktur tanah dan menambah mikroorganisme baik yang mendukung kehidupan tanah. Untuk hasil maksimal, kombinasi antara pupuk organik dan pupuk anorganik yang ramah lingkungan bisa diterapkan secara seimbang.
Jika struktur tanah di lahan tandus terlalu padat atau berkerikil, maka diperlukan upaya perbaikan tanah dengan menambahkan bahan pelonggar seperti pasir halus, abu sekam, atau bahkan kapur dolomit untuk menyesuaikan pH tanah.
Baca Juga : Kenapa Petani Jepang Selalu Untung? Ini Dia Rahasianya yang Bikin Kagum Dunia!
Untuk tanah salin, penambahan gypsum terbukti efektif untuk menurunkan kadar garam. Sementara itu, metode reboisasi dan penanaman tanaman penutup tanah seperti kacang-kacangan bisa membantu memperbaiki struktur tanah dan mencegah erosi lebih lanjut di lahan tandus.
Menentukan Tanaman yang Tepat untuk Lahan Tandus
Tidak semua tanaman bisa tumbuh subur di lahan tandus. Oleh karena itu, sangat penting untuk memilih jenis tanaman yang sesuai dengan karakteristik lahan. Untuk lahan tandus yang kering, tanaman seperti sorgum, jagung, dan singkong sangat cocok karena memiliki ketahanan terhadap kekeringan. Ubi jalar dan kacang tanah juga bisa menjadi pilihan karena perakarannya mampu menembus tanah keras dan menyerap air dari lapisan dalam.
Sementara itu, bagi lahan tandus yang berpasir atau miskin unsur hara, tanaman hortikultura seperti semangka, melon, dan labu bisa menjadi pilihan menarik karena mereka bisa tumbuh dengan baik di tanah yang dikombinasikan dengan sistem irigasi tetes.
Lahan tandus juga cocok ditanami tanaman keras seperti jati, sengon, atau akasia, yang akarnya dalam dan bisa membantu memperbaiki struktur tanah sekaligus memberikan manfaat ekonomi jangka panjang.
Tidak kalah penting, untuk menjaga kesuburan lahan tandus yang sudah mulai pulih, perlu ditanam tanaman penutup seperti kacang hijau atau rumput vetiver. Tanaman-tanaman ini mampu menjaga tanah tetap lembap, menekan pertumbuhan gulma, dan mencegah erosi. Dengan pemilihan tanaman yang tepat, lahan tandus perlahan akan berubah menjadi lahan yang hijau, produktif, dan bernilai ekonomis tinggi.
Menerapkan Praktik Pertanian Berkelanjutan di Lahan Tandus
Setelah lahan tandus berhasil dipulihkan, tantangan berikutnya adalah bagaimana menjaga kesuburannya agar tidak kembali menjadi tandus. Di sinilah peran penting praktik pertanian berkelanjutan.
Salah satu metode yang paling efektif adalah rotasi tanaman, di mana jenis tanaman digilir setiap musim tanam agar tanah tidak kehabisan satu jenis unsur hara. Misalnya, setelah menanam tanaman berakar dalam seperti singkong, musim berikutnya bisa diganti dengan kacang-kacangan yang menambah nitrogen ke dalam tanah.
Pertanian konservasi juga menjadi kunci keberhasilan pengelolaan lahan tandus dalam jangka panjang. Dengan mengurangi pengolahan tanah (no-till farming), menggunakan mulsa, dan menanam tanaman penutup secara rutin, tanah akan tetap gembur dan kaya bahan organik. Lahan tandus yang dirawat dengan cara ini tidak hanya subur tetapi juga lebih tahan terhadap perubahan iklim ekstrem.
Baca Juga : Revolusi Pertanian Masa Depan: Bertani Tanpa Tanah untuk Dunia yang Lebih Berkelanjutan
Terakhir, jangan abaikan aspek pengelolaan air dan limbah pertanian. Gunakan sistem irigasi yang efisien seperti irigasi tetes agar air yang tersedia bisa dimanfaatkan secara maksimal di lahan tandus. Limbah organik dari pertanian juga bisa diolah menjadi kompos atau pupuk cair untuk meningkatkan produktivitas tanah. Dengan menjaga keseimbangan antara produksi dan pelestarian, lahan tandus akan tetap lestari, subur, dan produktif untuk jangka panjang.
Lahan tandus bukan akhir dari segalanya. Justru, ia bisa menjadi awal dari sebuah perubahan besar. Dengan pemahaman yang tepat, strategi yang benar, dan semangat pantang menyerah, lahan tandus bisa diubah menjadi lahan produktif yang membawa manfaat besar bagi manusia dan lingkungan. Jadi, mari kita ubah pandangan kita. Lahan tandus bukan kutukan—ia adalah peluang yang menunggu untuk digarap.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Komunitas Rumah Tani
1 comment
[…] Lahan Tandus Disulap Jadi Surga Pertanian, Ini… […]